Sidoarjo – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD, selama dua hari, Sabtu-Minggu, 2-3 Desember 2023, melakukan kampanye di sejumlah daerah di Jawa Timur. Dalam kunjungannya ini, ia lebih banyak melakukan kampanye di kalangan masyarakat santri. Di hadapan mereka, ia berjanji akan menambah anggaran untuk pengembangan pesantren dan kesejahteraan guru madrasah, juga marbot masjid.
Pada Sabtu kemarin, Mahfud melakukan kampanye di Kabupaten Trenggalek, Jombang, dan Kabupaten Sidoarjo. Di Trenggalek, Menkopolhukam itu bersilaturrahim dengan para kiai dan santri se Mataraman. Di hadapan mereka, dia menjanjikan anggaran yang lebih besar untuk kesejahteraan para kiai, terutama kiai kampung, ustaz, dan pengembangan pondok pesantren.
“Kiai kampung, ustaz, nanti akan kita hitung kembali anggaran negara. Agar yang ada sekarang sudah diakui, semakin lama semakin setiap saat selalu ada kebijakan-kebijakan baru untuk pesantren,” katanya menjelaskan kepada wartawan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Mahfud saat menghadiri acara Shalawat Persatuan Indonesia di GOR Sidoarjo pada Sabtu malam. Di momen itu, sejumlah kiai dan tokoh agama hadir, di antaranya mantan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. Di hadapan hadirin, Mahfud kembali menyampaikan bahwa ia dan pasangannya, Ganjar Pranowo, menyusun program khusus dan menganggarkan gaji layak untuk guru madrasah, pesantren, dan marbot masjid.
“Ganjar dan Mahfud ini sekarang sedang menghitung pemberian gaji yang layak kepada guru-guru madrasah, kepada guru-guru pesantren dan kepada penjaga masjid. Ini resmi menjadi rencana perjuangan Ganjar-Mahfud, adalah memperhatikan kesejahteraan guru ngaji, guru-guru agama, dan marbot masjid,” kata Mahfud.
Cawapres kelahiran Sampang, Madura, itu menambahkan, para guru agama yang ada di desa-desa menjadi perhatiannya. Sebab, selama ini mereka mengajar dan memberikan pengetahuan agama hanya berdasarkan keikhlasan, tanpa ada perhitungan gaji yang jelas.
Padahal, sumbangsih guru ngaji yang ada di desa-desa begitu tinggi dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Ini menjadi salah satu pondasi dalam menjaga kesatuan Indonesia. “Mereka yang turut mencetak kader bangsa,” ujar Mahfud.
Karena itu, menurutnya saatnya negara memberikan penghargaan kepada pengabdian guru agama di madrasah dan pesantren. Jerih payah dan keikhlasan mereka, kata Mahfud, harus terbayarkan dengan gaji yang layak.
“Guru-guru di madrasah, pesantren dan marbot masjid itu adalah orang-orang yang mengabdi untuk kebaikan,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
Source : Istimewa