Selasa, 16 Januari 2024 – 04:47 WIB
Amerika Serikat – Setelah serangan terhadap Gedung Putih, Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengumumkan daftar 10 negara yang ikut serta dalam serangan di Yaman.
Dalam pernyataannya, Gedung Putih merujuk pada pernyataan bersama dari pemerintah Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, Korea Selatan (Korsel), Inggris, dan Amerika Serikat.
Dilansir dari CBC, Selasa, 16 Januari 2023, pernyataan tersebut menyatakan bahwa negara-negara tersebut “tanpa ragu akan membela nyawa dan melindungi arus bebas perdagangan di salah satu jalur perairan yang paling strategis di dunia.”
“Menanggapi berlanjutnya serangan Houthi yang ilegal, berbahaya, dan mengganggu stabilitas terhadap kapal-kapal, termasuk pelayaran komersial, yang transit di Laut Merah, angkatan bersenjata Amerika Serikat dan Inggris, dengan dukungan dari Belanda, Kanada, Bahrain, dan Australia, melakukan serangan gabungan sesuai dengan hak yang melekat pada pertahanan diri individu dan kolektif, sesuai dengan Piagam PBB, terhadap sejumlah sasaran di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi,” ungkap pernyataan Gedung Putih.
Gedung Putih menambahkan, “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global dan kehidupan pelaut internasional di salah satu jalur perairan paling penting di dunia.”
“Tujuan kami tetap untuk meredakan ketegangan dan memulihkan stabilitas di Laut Merah, namun pesan kami tetap jelas: kami tidak akan ragu untuk membela kehidupan dan melindungi arus bebas perdagangan di salah satu jalur perairan paling kritis di dunia dalam menghadapi krisis yang berkelanjutan,” ungkap Gedung Putih.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah merilis pernyataan mengenai serangan tersebut. Dia mengatakan AS siap mengambil tindakan “lanjutan” untuk melindungi pasukan AS.
Serangan hari ini menargetkan situs-situs yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak, rudal balistik dan jelajah Houthi, serta radar pesisir dan kemampuan pengawasan udara,” papar Austin.
Dia menegaskan, “Amerika Serikat mempertahankan haknya membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS.” Austin berada di rumah sakit karena komplikasi operasi. Belum dijelaskan lebih rinci tentang kondisi kesehatannya terbaru.