Senin, 26 Agustus 2024 – 22:36 WIB
Yogyakarta, VIVA – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5.8 Magnitudo, mengguncang wilayah Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, pada Senin malam, 26 Agustus 2024, pukul 19.57 WIB.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pusat gempa itu berada di titik koordinat 8.78 LS dan 110.27 BT pada kedalaman 30 kilometer. “Jika ditarik garis lurus, pusat gempa berada di dasar laut dan berjarak 95 kilometer sebelah barat daya dari wilayah Gunung Kidul. Meski demikian, gempa bumi tersebut dipastikan tidak menimbulkan tsunami,” demikian kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan dari intensitas sedang hingga kuat selama 2-5 detik di beberapa wilayah, seperti Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, Sleman, Klaten, Purworejo, Kebumen, Cilacap dan Pacitan.
Gempa bumi itu berdampak pada kerusakan bangunan rumah maupun fasilitas umum. “Adapun rinciannya, 5 unit rumah rusak ringan di Gunung Kidul, 1 unit rumah rusak ringan di Kulon Progo, 1 rumah rusak ringan di Bantul dan 1 unit pasar rusak ringan di Sleman,” tulis Abdul Muhati dalam keterangan persnya. Dari laporan visual, kerusakan bangunan itu rata-rata adalah keretakan di bagian dinding. Sementara itu, beberapa atap pasar di Sleman berjatuhan akibat guncangan gempa bumi tersebut.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan mengenai korban jiwa. Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing wilayah yang terdampak juga saat ini tengah melakukan kaji cepat dan menyusun laporan. Selain itu, guncangan gempa bumi tektonik tersebut juga terekam oleh seismogram Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Pihak BPPTKG memastikan bahwa gempa bumi itu tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Masyarakat juga diminta untuk tidak panik namun tetap waspada. Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tidak terpancing dengan isu-isu yang belum dapat diverifikasi kebenarannya. “Masyarakat diminta untuk memperbarui informasi kebencanaan hanya melalui sumber dari instansi maupun lembaga terkait,” ujar BNPB. Sebagai antisipasi gempa bumi susulan, masyarakat dapat membuat alat peringatan dini sederhana dengan menyusun secara vertikal kaleng-kaleng bekas yang diisi batu-batu kecil. Susunan vertikal kaleng bekas ini akan jatuh dan membuat bunyi berisik jika terjadi gempa sebagai penanda bagi masyarakat. Sebagaimana diketahui, bahwa gempa bumi bukan menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa, namun runtuhnya bangunan yang tidak kuat menahan guncangan menjadi ancaman jika terjadi gempa bumi dengan magnitudo yang lebih besar atau berada pada jalur sesar aktif.