Kisah di balik kesepakatan Carlos Sainz dengan tim Williams menjadi sorotan dalam episode terbaru musim terakhir “Drive to Survive”. Kritik terhadap drama yang tercipta dalam seri tersebut juga tidak terhindarkan, namun terkadang drama memang mencerminkan kenyataan di balik layar. Dalam episode empat, Carlos Sainz terlihat menghadapi tantangan dalam mencari tim baru setelah terguling dari kursi Ferrari oleh Lewis Hamilton. James Vowles dari Williams bahkan memastikan bahwa kesepakatan dengan Sainz hampir terwujud setelah pertemuan rahasia dengan manajernya, Carlos “Caco” Oñoro.
Keseruan terus berlanjut dengan spekulasi dari berbagai tim, termasuk McLaren dan Red Bull, terkait perbincangan tentang masa depan Sainz. Sejumlah percakapan tertutup terungkap, termasuk negosiasi kontrak yang rumit antara Vowles dan Oñoro untuk membujuk Sainz agar bergabung dengan Williams. Pihak-pihak terlibat seperti Zak Brown dan Lando Norris juga turut meramaikan pertimbangan Sainz terkait pilihan timnya. Namun, kemunculan Flavio Briatore dalam kisah ini menjadi puncak ketegangan, yang akhirnya membuat Sainz memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan Williams.
Akhirnya, setelah beberapa restu dari berbagai pihak, Sainz menetapkan pilihannya dengan menandatangani kontrak dua tahun dengan tim Williams. Keterlibatan berbagai karakter dalam proses kesepakatan ini memberikan gambaran yang menarik dan dramatis dari sisi bisnis dalam dunia balap mobil Formula 1. Semua cerita ini menceritakan perjalanan panjang Carlos Sainz dalam menentukan langkah karirnya dalam arena balap internasional.