Pada Minggu, 9 Maret 2025, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Palestina, Mohammed Mustafa, menyuarakan tuntutan agar rencana rekonstruksi Jalur Gaza oleh Palestina dan Mesir diadopsi sebagai rencana bersama oleh negara-negara Arab-Islam. Mustafa mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan luar biasa Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Arab Saudi yang bertujuan untuk membahas perkembangan di Palestina.
Dalam kesempatan tersebut, Mustafa juga menyampaikan bahwa Pemerintah Palestina akan membentuk otoritas rekonstruksi independen dengan dukungan organisasi internasional untuk mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan rencana tersebut. Ia menegaskan bahwa otoritas tersebut akan mandiri secara finansial dan administratif, serta diawasi oleh dewan yang terdiri dari individu berkompeten, dengan laporan keuangan yang mengikuti standar audit keuangan internasional.
Mustafa meminta agar rencana rekonstruksi Gaza dijadikan sebagai agenda bersama negara-negara Arab dan Islam. Keberhasilan pelaksanaan rencana tersebut tergantung pada beberapa faktor, termasuk penghentian serangan Israel, kembalinya para pengungsi, penarikan pasukan Israel, pembukaan perlintasan perbatasan, kepastian gencatan senjata, serta masuknya material bangunan dan peralatan yang diperlukan. Ia menekankan pentingnya dukungan finansial dalam memastikan keberhasilan rencana tersebut.
Selain itu, Mustafa juga menyoroti peningkatan aktivitas teror oleh warga Israel terhadap warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem, yang mengakibatkan pemindahan paksa, pembersihan etnis, serta serangan di tempat-tempat suci. Ia mendorong upaya internasional yang lebih intensif untuk menekan Israel dan meningkatkan tekanan politik, diplomatik, hukum, dan ekonomi terhadap Tel Aviv guna memastikan Palestina memperoleh hak-hak yang sah, termasuk kedaulatan penuh atas tanah mereka dengan Yerusalem sebagai ibu kota mereka.
Dalam rangka ini, Mustafa menekankan bahwa persatuan Islam penting sebagai komitmen bersama dalam mendukung Palestina dan sebagai sarana efektif dalam menghadapi tindakan agresif Israel serta menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Melalui langkah-langkah konkret dan kerjasama internasional, Mustafa berharap bahwa rencana rekonstruksi Gaza dan upaya perdamaian komprehensif berdasarkan solusi dua negara dapat tercapai untuk menciptakan negara Palestina yang merdeka.