Hubungan antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA) mengalami penguatan strategis dalam pertemuan bilateral di Istana Qasr Al Shatie, Abu Dhabi. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden PEA Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) telah menyaksikan penandatanganan delapan dokumen kerja sama yang signifikan antara kedua negara. Dokumen tersebut terdiri dari empat nota kesepahaman antar-pemerintah (G-to-G) dan empat kerja sama antarpelaku usaha (B-to-B), mencerminkan komitmen kuat dalam memperluas kemitraan di berbagai bidang strategis.
Kerja sama G-to-G yang telah disepakati antara lain mencakup pernyataan kesepakatan antara Kementerian Luar Negeri PEA dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI mengenai Kemitraan Alam dan Iklim, serta MoU antara Kementerian Dalam Negeri PEA dan Kepolisian Republik Indonesia tentang Keamanan dan Penanggulangan Terorisme. Sementara kerja sama B-to-B meliputi investasi produksi susu antara Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan RI dengan Al-Ain Farms PEA, serta MoU antara PT PLN (Persero) dan Abu Dhabi Future Energy Company PJSC – MASDAR untuk rencana pengembangan PLTS Terapung Jatigede berkapasitas 100 MW.
Dengan kehadiran Presiden Prabowo dalam pertemuan tersebut, hubungan RI-UEA telah memasuki babak baru di bawah kepemimpinannya, menegaskan pentingnya sinergi konkret dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan global, terutama dalam hal ketahanan pangan dan transisi energi. Presiden MBZ menyambut baik capaian ini, menyebut Indonesia sebagai mitra utama PEA di kawasan Asia Tenggara. Pertemuan ini tidak hanya menjadi wadah diplomasi, tetapi juga mencerminkan visi bersama kedua negara dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera. Dengan kerja sama yang terjalin dalam berbagai lapisan, dari pemerintahan hingga dunia usaha, hubungan RI-UEA semakin kokoh setelah lebih dari empat dekade.