Formula E bukan hanya menjadi ajang balapan mobil listrik yang ramah lingkungan, tetapi juga menampilkan sisi strategis dan taktis dalam setiap sesinya. Dalam setiap balapan, setiap detail diperhatikan dengan seksama, mulai dari persiapan di garasi hingga strategi yang dirancang oleh insinyur dan pembalap.
Saat memasuki sirkuit, setiap orang diberikan perangkat jemala dan handie talkie, serta disarankan untuk tidak menggunakan telepon genggam untuk mengabadikan momen. Perangkat ini dirancang untuk kedap suara, sehingga hanya suara mobil di pit lane, komunikasi tim, dan pemandu yang terdengar selama sesi. Bahkan, suara orang di sebelah kita tidak bisa didengar ketika mengenakan perangkat tersebut.
Pada garasi, terdapat sebanyak 27 kru yang bekerja dengan tekun. Mereka diposisikan di tempat masing-masing, dengan delapan insinyur yang fokus di depan komputer jinjing. Saat pembalap masuk pit, teknisi langsung mengganti ban dalam waktu singkat, menghadapi berbagai kondisi lintasan yang menuntut kecermatan dan ketepatan.
Tidak hanya itu, sesi Pit Boost juga menjadi momen krusial dalam balapan Formula E. Setiap pembalap harus melakukan pit stop minimal selama 34 detik untuk pengisian daya tambahan, yang hanya tersedia satu rig untuk setiap tim. Selain mengisi daya, sesi ini juga dimanfaatkan untuk mengunduh data yang dapat membantu tim dalam mengatur strategi dan taktik selama balapan.
Formula E bukan hanya tentang mobil listrik, tapi juga ujian strategi, taktik, dan kecerdikan tim dalam menghadapi tantangan balapan. Dengan kecerdikan insinyur dan kecerdasan pembalap, Formula E menjadi sajian balapan yang menarik serta mendebarkan.
Intip Garasi McLaren: 18 Strategi di Balik Keberhasilan
