Setiap tahun, NBA Draft menjadi momen penting bagi klub-klub NBA untuk menemukan bintang masa depan mereka. Hak pilihan pertama (first pick) selalu menjadi sorotan karena potensi untuk mendapatkan pemain hebat seperti LeBron James atau Tim Duncan. Namun, tidak semua pilihan pertama berakhir sukses. Beberapa pemain, seperti Anthony Bennett dari Cleveland Cavaliers dalam NBA Draft 2013, atau Kwame Brown dari Washington Wizards dalam 2001, tidak mampu memenuhi harapan yang diemban pada mereka.
Pemain pilihan pertama terburuk dalam sejarah NBA Draft juga termasuk Michael Olowokandi dari Los Angeles Clippers pada 1998, yang tidak mampu berkembang menjadi sosok dominan meskipun berpotensi sebagai center masa depan. Greg Oden dari Portland Trail Blazers pada NBA Draft 2007 juga tidak dapat menunjukkan potensinya karena cedera kronis. Di sisi lain, Markelle Fultz dari Philadelphia 76ers pada 2017, meskipun dianggap sebagai pemain scorer yang komplet, mengalami gangguan bahu dan kehilangan kepercayaan diri.
Pemilihan nomor satu terkadang masuk dalam sorotan, seperti Andrea Bargnani dari Toronto Raptors pada 2006 yang, meskipun mencatatkan rata-rata poin yang baik, tidak pernah menjadi pilar tim. Deandre Ayton dari Phoenix Suns pada NBA Draft 2018 juga kontroversial karena dilewatkannya pemain-pemain hebat seperti Luka Doncic atau Trae Young.
NBA Draft selalu penuh risiko, dengan tim-tim berani mengambil keputusan dan kadang-kadang berakhir salah langkah. Sejarah ini juga mengingatkan bahwa pencapaian di perguruan tinggi tidak selalu menjamin kesuksesan di level profesional. Draft bukan hanya soal bakat, tetapi juga soal kesiapan fisik, mental, dan keberuntungan bagi pemain dan tim.