Pada balapan GP Belgia tanggal 27 Juli 2025, cuaca yang tidak menentu turut mempengaruhi strategi tim Formula 1. Hujan deras mengancam turun di Spa-Francorchamps, menggoda beberapa tim untuk menggunakan pengaturan downforce yang lebih tinggi. Meskipun demikian, keputusan Ferrari untuk turun kualifikasi dengan setting low-downforce membawa akibat berbeda bagi kedua mobilnya – Charles Leclerc berhasil lolos ke posisi ketiga, sementara Lewis Hamilton tereliminasi di Q1 setelah diganjar diskualifikasi karena melanggar track limits.
Saat hujan diperkirakan turun, tim Ferrari memutuskan untuk memulai balapan dari pit lane setelah mengganti komponen mesin Hamilton. Keputusan ini terbukti menguntungkan, mengingat race director memutuskan untuk menghentikan balapan selama hampir 90 menit sebelum melakukan rolling start setelah beberapa putaran dinetralkan. Hal ini memberikan peluang bagi Hamilton untuk menyalip beberapa pembalap dan finis di posisi ketujuh.
Pada lap kesembilan, Hamilton berhasil menyalip Pierre Gasly dan berhasil keluar dari pitstop di posisi kedelapan setelah memasang ban. Meskipun demikian, ia kemudian kesulitan menyalip Alex Albon dari Williams. Sementara itu, Leclerc yang menggunakan setelan downforce lebih tinggi berhasil menahan tekanan dari Max Verstappen di awal race.
Dibalik keputusan strategis Ferrari, Frederic Vasseur menjelaskan bahwa pemilihan set-up awal mereka didasarkan pada prediksi kondisi cuaca yang tidak pasti. Meskipun tampak berlawanan dengan intuisi, strategi Ferrari tersebut terbukti menguntungkan karena trek lebih cepat mengering dari yang diperkirakan. Dengan kondisi kering, Leclerc berhasil mempertahankan posisi ketiga dari Verstappen yang menggunakan set-up downforce lebih rendah.
Sebagai kesimpulan, keberhasilan Ferrari dalam balapan GP Belgia tidak hanya ditentukan oleh kecepatan mobil, namun juga kecerdikan strategi yang dilakukan oleh tim. Dalam kondisi cuaca yang tak menentu, keputusan yang tepat dapat menjadi kunci kesuksesan bagi tim dan pembalap.