Di sirkuit yang sarat dengan tikungan berkecepatan sedang Hungaroring, di mana downforce memegang peranan penting, menantang untuk menyerang McLaren yang menduduki posisi terdepan. Hingga sesi kualifikasi kedua, kemenangan tampak sulit bagi McLaren. Lando Norris berhasil mengungguli Oscar Piastri dengan selisih signifikan, dengan Lance Stroll dari Aston Martin menempati posisi ketiga. McLaren adalah satu-satunya mobil yang mampu mencatat waktu di bawah 1:15, sementara pemegang pole position, Charles Leclerc, tersingkir ke urutan keenam dengan selisih waktu hampir sepersepuluh detik dari waktu lap yang kurang memuaskan.
Perubahan drastically terjadi saat Q3 berlangsung. Suhu trek turun, udara berangin meningkat, dan arah angin berubah secara tiba-tiba. Hal ini sangat mempengaruhi kinerja para pembalap, dengan rata-rata waktu putaran menjadi lebih lambat. McLaren terkena dampaknya lebih besar daripada mobil-mobil lain, dengan Norris dan Piastri mengalami penurunan signifikan dalam Q3 dibandingkan dengan Q2.
Prinsipal tim, Andrea Stella, menyebutkan bahwa perubahan angin adalah faktor sentral dalam penurunan performa McLaren. Data telemetry juga menunjukkan bahwa perubahan kondisi angin secara signifikan mempengaruhi kecepatan mobil. Norris dan Piastri mengalami kesulitan dalam menangani mobil dan kehilangan waktu terutama di dua tikungan kunci, Tikungan 13 dan 14.
Stella menegaskan bahwa kepekaan terhadap arah angin adalah kunci dalam performa mobil Formula 1. Meskipun McLaren mengalami kendala di sesi kualifikasi, tim tetap optimis dalam pertarungan balapan sejauh musim berjalan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya faktor aerodinamika dan angin dalam menentukan performa mobil F1.