Daniel Ricciardo, seorang pembalap Formula 1 asal Australia, pernah dianggap sebagai salah satu pembalap muda yang paling menjanjikan. Namun, menurut David Coulthard dalam siniar “High Performance”, karier Ricciardo mengalami penurunan. Coulthard berpendapat bahwa beberapa pembalap muda dipengaruhi oleh kesuksesan mereka, seperti yang terjadi pada Ricciardo.
Ricciardo memulai karier Formula 1-nya sebagai pembalap junior Red Bull pada tahun 2011. Ia kemudian pindah ke tim cadangan HRT sebelum akhirnya mendapatkan kursi reguler di Toro Rosso pada tahun 2012 dan 2013. Prestasinya membawanya ke Red Bull bersama Sebastian Vettel. Ricciardo bahkan berhasil mengalahkan Vettel dalam duel tim dan meraih peringkat ketiga dalam klasemen.
Namun, perjalanannya di Red Bull tidak berlangsung lama. Ricciardo pindah ke Renault pada 2018 setelah keseimbangan kekuatan di Red Bull beralih ke Max Verstappen. Perpindahan ke McLaren pada 2021 juga tidak memperbaiki keadaan Ricciardo. Meskipun ia memenangkan beberapa balapan, ia kalah oleh rekan setimnya, Lando Norris.
Coulthard memberikan analisis bahwa Ricciardo telah membawa “beban” terlalu lama. Ia menyiratkan bahwa Ricciardo mungkin sulit melepaskan beban tersebut dan tidak bisa kembali ke performa terbaiknya. Meskipun Ricciardo sudah pensiun dengan bahagia, Coulthard menyoroti bahwa karier Ricciardo telah berlangsung terlalu cepat.
Meskipun Ricciardo berhasil meraih 8 kemenangan Grand Prix untuk Red Bull dan McLaren, perjalanan karier Formula 1-nya memunculkan pertanyaan dan ekspektasi yang tidak terpenuhi. Dengan demikian, penjelasan Coulthard memberikan wawasan tentang alasan di balik penurunan karier Ricciardo dalam ajang Formula 1.