Generasi Z atau Gen Z, yang lahir sekitar tahun 1995-2010, sering kali terkait dengan gaya hidup konsumtif dan minat yang tinggi untuk mencari pengalaman baru. Mereka cenderung aktif mengikuti tren, mencoba hal-hal baru, dan lebih fokus pada pengalaman daripada pada kepemilikan barang. Namun, perlu dipertanyakan apakah kebiasaan ini membuat mereka lebih rentan terjebak dalam utang.
Beberapa data dan pandangan ahli telah memberikan gambaran mengenai pola konsumsi, perilaku finansial, dan risiko yang mungkin dihadapi oleh Gen Z. Indikator menunjukkan bahwa Gen Z cenderung lebih mengutamakan gaya hidup daripada menabung atau berinvestasi. Kebiasaan seperti nongkrong di kafe, belanja online, dan membeli barang bermerek menjadi prioritas pengeluaran mereka.
Selain itu, kehadiran fasilitas seperti kartu kredit, PayLater, dan pinjaman online juga mendorong perilaku belanja impulsif tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial. Hal ini berdampak pada meningkatnya utang digital dan kredit macet di kalangan Gen Z dan milenial. Lebih dari 60 persen anak muda, termasuk Gen Z, juga tidak memiliki dana darurat.
Meski begitu, ada perbedaan pendapat terkait utang antara Gen Z dengan penghasilan di atas Rp10 juta dan yang berpenghasilan rendah. Gen Z dengan pendapatan tinggi cenderung lebih toleran terhadap utang, sedangkan yang berpenghasilan rendah lebih menghindarinya karena takut terjebak dalam jerat utang.
Banyak Gen Z yang masih mengandalkan bantuan dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena biaya hidup yang tinggi. Meskipun demikian, ada tren soft saving di kalangan Gen Z, yaitu upaya untuk menikmati pengalaman seperti bepergian tanpa harus berutang. Beberapa Gen Z juga mulai terbuka membicarakan soal utang di media sosial dan mendapatkan dukungan melalui komunitas atau layanan konseling kredit.
Secara keseluruhan, Gen Z memang rentan terjebak dalam utang akibat gaya hidup yang tinggi dan akses mudah ke layanan kredit. Namun, langkah-langkah seperti soft saving, transparansi finansial, dan dukungan keluarga dapat membantu mereka menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan dan terhindar dari utang yang berlebihan.