Orang yang Sering Menggulirkan Media Sosial tapi Jarang Posting: Lima Sifat Psikologis yang Menjadi Penyebabnya
Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang selalu aktif di media sosial namun jarang terlihat posting atau berbicara? Mereka mungkin tidak pernah mengunggah foto selfie, jarang menulis status, dan hampir tidak pernah meninggalkan komentar. Namun, jika Anda melihat story atau reels mereka, mereka selalu menjadi penonton setia.
Fenomena ini sebenarnya cukup umum terjadi. Banyak orang memilih untuk diam di dunia maya bukan karena tidak peduli, melainkan karena kepribadian mereka yang berbeda. Psikologi menjelaskan bahwa perilaku ini sebenarnya menunjukkan pola pikir dan cara berinteraksi tertentu dengan dunia. Berikut ini adalah lima sifat psikologis orang yang sering menggulirkan media sosial namun jarang posting, seperti dilansir dari VegOut.
Introspektif dan sangat observatif
Berbeda dengan kebanyakan orang yang menggunakan media sosial untuk berekspresi, para “silent scrollers” menjadikannya sebagai cermin untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka tidak mencari validasi, tetapi lebih kepada pemahaman. Mereka menikmati mengamati bagaimana orang lain menampilkan diri, bagaimana emosi muncul dalam tren, dan apa yang memicu reaksi publik. Dalam kehidupan nyata, mereka cenderung menjadi pendengar yang baik dan berpikir matang sebelum berbicara.
Menjaga privasi dan keaslian diri
Di era di mana banyak orang membagikan segalanya, memilih untuk diam sebenarnya merupakan sebagai bentuk keberanian. Mereka yang jarang posting biasanya tidak ingin hidup mereka menjadi tontonan. Individu dengan kepercayaan diri tinggi tidak bergantung pada jumlah “like” atau komentar untuk merasa berharga. Mereka tetap aktif mencari informasi, namun tahu kapan harus menarik batas. Bagi mereka, ketenangan batin lebih penting daripada persepsi orang lain. Seperti pesan tersirat yang mereka sampaikan: “Kedamaian saya lebih berharga daripada validasi digital.”
Bisa mengalami kecemasan sosial atau kelelahan sosial
Tidak semua orang yang diam di media sosial merasa nyaman. Bagi beberapa orang, keheningan adalah bentuk perlindungan diri. Tekanan untuk terlihat sempurna membuat sebagian orang memilih untuk mundur dan hanya menjadi pengamat. Diam bukan berarti acuh, kadang itu cara mereka menjaga kesehatan mental.
Analitis dan rasa ingin tahu tinggi
Terkadang, orang-orang yang jarang posting tetapi sering mengamati media sosial adalah orang-orang yang memiliki tingkat analitis dan rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka lebih suka mengamati dan memahami sebelum terlibat secara aktif. Mereka senang menyerap informasi, namun mungkin tidak merasa perlu untuk terlibat dalam setiap percakapan online.
Dengan memahami sifat-sifat psikologis di balik perilaku ini, kita dapat lebih menghormati pilihan dan kebutuhan individu dalam berinteraksi di dunia maya. Sama seperti dalam kehidupan nyata, setiap orang memiliki preferensi dan kenyamanan mereka sendiri dalam menggunakan media sosial.












