portal terpopuler,prabowo subianto yang humanis,berani dan tegas
Berita  

Peninjauan Direktur Utama BPJS Kesehatan terhadap Penerapan Teknologi Face Recognition di Rumah Sakit Hermina Pandanaran

Peninjauan Direktur Utama BPJS Kesehatan terhadap Penerapan Teknologi Face Recognition di Rumah Sakit Hermina Pandanaran

Jumat, 11 Oktober 2024 – 14:03 WIB

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Hermina Pandanaran di Kota Semarang pada Kamis (10/10). Ghufron ingin memastikan bahwa layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Dalam kesempatan tersebut, Ghufron memberikan apresiasi kepada RS Hermina Pandanaran, karena telah mengimplementasikan inovasi Face Recognition BPJS Kesehatan (FRISTA) yaitu sistem identifikasi dan autentikasi yang menggunakan wajah peserta JKN.

“Untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta JKN, inovasi digital telah membuat akses layanan JKN menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan FRISTA, proses verifikasi identitas peserta menjadi lebih cepat dan akurat, mengurangi antrean serta mencegah penipuan dan penyalahgunaan identitas,” jelasnya.

Selain itu, Ghufron juga menyoroti penggunaan antrean online oleh peserta JKN. Menurutnya dengan antrean online, akses di fasilitas kesehatan sudah semakin mudah.

“Dengan antrean online ini, peserta JKN dapat mengambil antrean dari mana saja dan kapan saja, sehingga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit. Antrean online tidak hanya mempercepat layanan JKN, tetapi juga membantu mengurangi tingkat penularan penyakit,” kata Ghufron.

Ia mengatakan bahwa dengan berbagai kemudahan, peserta JKN mendapatkan pelayanan kesehatan dengan lebih nyaman. Ghufron menegaskan komitmen BPJS Kesehatan untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan setara bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Ghufron juga berkesempatan berbincang dengan salah satu pasien, Sulastri, seorang ibu rumah tangga yang terdaftar sebagai peserta JKN dalam segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri kelas 2. Sulastri merupakan pasien diabetes dan telah memanfaatkan benefit yang ia rasakan dari Program JKN.

“Saya sudah empat hari dirawat di RS Hermina Pandanaran, bahkan pernah dirawat hingga sembilan hari untuk kasus yang sama. Program JKN telah menjamin semua biaya pengobatan saya, mulai dari obat hingga insulin,” ujarnya.

Sulastri menambahkan bahwa akses layanan di fasilitas kesehatan juga sangat mudah, cukup menunjukkan KTP selama status kepesertaan JKN aktif.

“Prosesnya mudah, cukup tunjukkan KTP langsung dilayani. Bahkan dokter dan perawatnya ramah, pelayanannya sigap,” ujar Sulastri.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada sesama peserta JKN yang rutin membayar iuran, sehingga ia dapat menikmati manfaat dari program ini. Hal ini adalah bentuk prinsip gotong royong, yang diusung oleh BPJS Kesehatan.

Wakil Direktur Umum RS Hermina Pandanaran, Arlene Sanjaya turut mendukung pernyataan Ghufron. Menurutnya, layanan Program JKN kini semakin maju berkat inovasi terkini, membuat proses pelayanan semakin mudah bagi peserta.

“Inovasi seperti antrean online dan FRISTA memang mempermudah proses verifikasi peserta JKN yang berobat, serta mempercepat layanan administrasi sehingga tidak terjadi penumpukan antrean,” ujarnya.

Arlene juga menegaskan bahwa hampir seluruh pasien di RS Hermina Pandanaran adalah peserta JKN, sehingga penting untuk menjaga keberlanjutan Program JKN dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.