Selasa, 24 Oktober 2023 – 18:08 WIB
Jakarta – Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, diprediksi akan mendapatkan banyak suara dari kalangan usia muda. Sementara itu, pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD lebih unggul di kalangan pemilih usia tua.
Demikian disampaikan oleh Direktur Citra Publik LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, dalam paparan hasil survei terbaru lembaganya, pada Selasa, 24 Oktober 2023. “Pemilih dengan usia di bawah 30 tahun, pilihan paling banyak jatuh kepada Prabowo-Gibran sebesar 49,5%. Pemilih dengan usia lebih dari 30 tahun pilihan paling banyak jatuh kepada Ganjar-Mahfud sekitar 38-39,8%,” ujar Hanggoro.
Sedangkan untuk Generasi Z atau yang berusia 17-23 tahun, pilihan paling banyak jatuh kepada Prabowo-Gibran dengan angka mencapai 50%. Begitu juga dengan generasi milenial atau yang berusia 24-42 tahun, pilihan paling banyak juga jatuh kepada Prabowo-Gibran sebesar 39,4%.
“Untuk generasi lainnya yang berusia di atas 42 tahun, pilihan paling banyak jatuh kepada Ganjar-Mahfud sebesar 39,1%,” tambah Hanggoro.
Hanggoro juga menambahkan bahwa terdapat potensi tambahan suara bagi Gibran yang minimal berasal dari tiga kelompok pemilih. Pertama, pemilih di Jawa Tengah sebesar 13,39%. Kedua, pemilih milenial sekitar 48,5%, dan ketiga pemilih yang puas terhadap Jokowi sebesar 70-80%.
Sementara itu, potensi tambahan suara bagi Mahfud MD minimal berasal dari dua segmen masyarakat. Pertama, pemilih NU dengan populasi sekitar 50%, dan kedua pemilih militan antikorupsi yang jumlahnya sekitar 10%.
“Namun tentu saja pemilih NU tidak pernah satu suara. Mereka bisa saja memilih pasangan capres yang berbeda dibandingkan dengan imbauan para guru dan kiyai mereka,” kata Hanggoro.
Survei ini dilakukan oleh LSI Denny JA dengan metode tatap muka (face to face interview) dan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1200 responden, margin of error dari survei ini sebesar 2,9%. Survei ini dilakukan pada tanggal 4-12 September 2023.
Halaman Selanjutnya
“Namun tentu saja pemilih NU tidak pernah satu suara. Mereka bisa saja memilih pasangan capres yang berbeda dibandingkan dengan imbauan para guru dan kiyai mereka,” kata Hanggoro.
