Selasa, 7 November 2023 – 01:34 WIB
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, Pemerintah terus mengantisipasi berbagai risiko global. Menurutnya, dunia saat ini sedang tidak bisa bernapas akibat perang antara Israel dan Hamas.
“Pemerintah terus mengantisipasi berbagai risiko akibat ketidakpastian geopolitik yang baru di Timur Tengah. Tentu ini Ukraina belum selesai, Israel dan Hamas menambah ketidakpastian, kemudian dunia baru mulai bernapas, tidak bisa bernapas lagi,” kata Airlangga dalam konferensi pers Senin, 6 November 2023.
Airlangga mengatakan, Pemerintah saat ini terus mencermati dampak dari ketegangan geopolitik yang terjadi. Misalnya saja terhadap sejumlah komoditas termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM).
Namun, Pemerintah masih belum bisa memastikan efek panjang terhadap perekonomian dari dampak perang yang sedang memanas antara Israel dan Hamas.
“Karena biasanya kalau ketegangan, yang terkena itu komoditas termasuk BBM, namun karena pertumbuhan ekonomi global itu menurun, maka efek kenaikannya sementara masih kuat. Kita belum tahu seberapa panjang, tentu nanti kita akan mengantisipasinya,” jelasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencermati, dampak perang Israel dan Hamas terhadap perekonomian Indonesia. Sebab akibat perang tersebut diperkirakan akan terlihat melalui perdagangan luar negeri.
Adapun Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tumbuh sebesar 4,94 persen secara year on year (yoy).
“Tentunya dampak perang dari Israel baru mungkin dapat dilihat kuartal IV-2023, apakah ada dampaknya atau tidak, nanti kita lihat,” kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers Senin, 6 November 2023.
Amalia menjelaskan, untuk transmisinya ke Indonesia akan terlihat melalui perdagangan luar negeri baik antara Indonesia dan Israel, maupun Indonesia-Palestina.
“Atau transmisi lanjutannya dari sisi faktor-faktor ekonomi lainnya. Karena BPS hari ini merilis kuartal III maka dampak tidak terlihat,” jelasnya.