portal terpopuler,prabowo subianto yang humanis,berani dan tegas
Berita  

Apakah Pemilu 2024 Telah Diintervensi?

Apakah Pemilu 2024 Telah Diintervensi?

Kamis, 9 November 2023 – 05:10 WIB

Jakarta – Bakal calon presiden (capres), Ganjar Pranowo mengatakan, ukuran atau indeks kebanggaan terhadap demokrasi Indonesia akan terlihat pada saat pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Baca Juga :
Survei LANSKAP: Elektabilitas Prabowo-Gibran Unggul di Pulau Jawa

“Ukuran kebanggaan kita (pada demokrasi tergantung) Pemilu besok ada yang intervensi enggak?” kata Ganjar saat berpidato dalam acara ‘Arah dan Strategi Politik Luar Negeri’ di Auditorium Centre for strategic and international Studies (CSIS), Jakarta, dikutip Rabu, 8 November 2023.
Baca Juga :
Drama Politik Jelang Pilpres, PDIP Disinggung Pernah Ikhtiarkan Syarat Capres Lulusan SMA

Ganjar menegaskan jika kontestasi Pemilu 2024 berlangsung secara jujur dan adil (jurdil), maka demokrasi Indonesia harus dibanggakan. Namun, demokrasi Indonesia akan mengalami kemunduran jika adanya intervensi dari pihak-pihak yang berkuasa.
Ia berharap hal tersebut tak terjadi, agar melahirkan calon-calon pemimpin seperti dirinya yang telah melewati mekanisme politik yang baik.
Baca Juga :
Punya Pengalaman, Prabowo Subianto Cerita Pihak-pihak yang Takut Dirinya Jadi Presiden

“Kalau Pemilu besok bisa jurdil maka kita mesti bangga pada demokrasi kita. Tapi kalau kemudian itu tidak maka kita akan set back,” ucap Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun mengingatkan pentingnya peran masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan Pemilu 2024. “Maka civil society sekarang menjadi punya peran yang sangat penting untuk menjaga (demokrasi) itu. Sehingga ketika kemudian demokrasi bisa berjalan dengan baik, maka akan ada muncul Ganjar-Ganjar berikutnya,” kata dia.
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan di Bandar Lampung, Lampung, Kamis, 26 Oktober 2023.
Ganjar lalu mencontohkan dirinya bukan siapa-siapa, namun bisa diundang menjadi pembicara. Menurutnya, hal tersebut karena adanya demokrasi, sehingga semua orang bisa maju dalam kontestasi.
“Saya bukan siapa-siapa, orang tua saya polisi, pangkatnya tidak tinggi, hidup kami lebih banyak susahnya dan kemudian kami bisa diundang ke CSIS hari ini. Itu pasti karena sesuatu. Dan tanpa adanya demokrasi enggak akan, saya menunggu dulu bapak saya hebat. Saya menunggu dulu turunan dan itu tidak akan pernah saya dapatkan,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Source : ANTARA/Dian Hadiyatna

Exit mobile version