Jumat, 17 November 2023 – 22:40 WIB
Depok – Setelah banyak perbincangan mengenai menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal untuk program stunting pada balita, akhirnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Depok memanggil Dinas Kesehatan dan pihak penyedia atau vendor. Mereka diminta memberikan keterangan mengenai harga dan menu yang diberikan pada penerima manfaat.
Menu PMT lokal dijual seharga Rp18.000 per paket. Namun di Kecamatan Tapos, menu yang diterima adalah nasi, dua potong tahu, dan kuah sayur. Hal ini menjadi kontroversi karena dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan untuk mencegah stunting.
Menanggapi hal tersebut, anggota komisi D DPRD Kota Depok Babai Suhaimi menyoroti soal harga toples yang digunakan sebagai wadah PMT lokal. Pembelian wadah toples dianggap dapat mengurangi harga menu tiap paketnya.
Babai menuturkan, menu PMT lokal yang disediakan vendor masuk dalam e-katalog. Namun untuk wadah toples, tidak termasuk dalam e-katalog. Para vendor mengaku membeli toples dengan variasi harga mulai dari Rp 10.000. Tujuannya agar toples tersebut bisa digunakan berulang dan mengurangi sampah plastik.
Nantinya akan dilakukan pengambilan sampel menu PMT. Kemudian akan diperiksa oleh ahli gizi sehingga ketahuan apakah ada pengurangan nilai gizi atau tidak akibat pembelian wadah toples.
Babai mengaku belum puas dengan penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawaty mengenai kontroversi PMT lokal tersebut.
Terkait dengan potongan nilai yang diterima vendor, pihaknya mengaku belum menemukan laporan tersebut. Hanya saja yang menjadi sorotan pihaknya adalah mengenai harga wadah toples yang nilai pembeliannya signifikan, dan dikhawatirkan mengurangi nilai harga menu dan berdampak pada turunnya nilai gizi.
Halaman Selanjutnya
Nantinya akan dilakukan pengambilan sampel menu PMT. Kemudian akan diperiksa oleh ahli gizi sehingga ketahuan apakah ada pengurangan nilai gizi atau tidak akibat pembelian wadah toples.