portal terpopuler,prabowo subianto yang humanis,berani dan tegas
Berita  

Profil Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab yang Mendesak Dunia untuk Memboikot Penjualan Senjata ke Israel

Profil Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab yang Mendesak Dunia untuk Memboikot Penjualan Senjata ke Israel

Jumat, 24 November 2023 – 04:18 WIB

ARAB SAUDI – Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) sedang ramai menjadi perbincangan, setelah membuat seruan untuk memboikot senjata Israel ke Palestina yang hingga saat ini masih berlangsung.

Seruan itu diungkapkan MBS saat menghadiri KTT luar biasa BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan). “Saya mendesak seluruh negara untuk berhenti mengekspor senjata ke Israel,” demikian laporan Saudi Gazette mengutip pernyataan MbS yang dikutip VIVA.co.id pada Kamis, 23 November 2023.

Dikutip Saudi Gazette, MbS juga mengatakan bencana kemanusiaan di Gaza semakin hari semakin parah, dan solusi tegas harus diimplementasikan. Selain itu, dia mendesak penghentian segera operasi militer.

Setelah seruan itu dinyatakan, tak sedikit yang dibuat penasaran dengan sosok Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi tersebut. Lantas, seperti dan bagaimana profil Mohammed bin Salman atau MBS? Daripada penasaran, scroll terus ulasannya berikut ini yang sudah kami lansir dari berbagai sumber.

Profil Mohhamed bin Salman
Mohammed bin Salman, yang dikenal sehari-hari sebagai MBS, lahir pada tanggal 31 Agustus 1985. Ibunya, Putri Fahda binti Falah bin Sultan bin Hathleen, berasal dari suku Ajman, yang pemimpinnya adalah kakek sang putri, Rakan bin Hathleen.

Pada tahun 2008, bin Salman menikah dengan Putri Sarah binti Mashhoor bin Abdulaziz Al Saud. Dari pernikahan ini, MBS dan istri memiliki empat orang anak, yaitu Pangeran Salman, Pangeran Masyhur, Putri Fahdah, dan Putri Noura.

Pangeran Salman adalah anak tertua dan diharapkan untuk meneruskan warisan ayahnya sebagai pemimpin Arab Saudi di masa depan. Selain itu, Salman pernah menerima pendidikan dasarnya di Riyadh, ibu kota negara, di mana ia termasuk dalam 10 siswa terbaik di pemerintahan.

Ia memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas King Saud, di mana ia lulus kedua di kelasnya. Selama menjadi mahasiswa, Salman telah mengikuti berbagai program pelatihan.

Kehidupan Profesionalnya
Setelah lulus, Mohammed bin Salman mendirikan sejumlah perusahaan sebelum ia terlibat dalam pekerjaan pemerintahan. Ia menjabat sebagai sekretaris jenderal Dewan Kompetitif Riyadh, penasihat khusus ketua dewan Yayasan King Abdulaziz, dan anggota dewan pengawas Masyarakat Albir untuk pembangunan.

Sebagai bagian dari kegiatan filantropisnya, ia juga mendirikan MiSK Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berupaya menumbuhkan pembelajaran dan kepemimpinan di kalangan pemuda Saudi dan mengembangkan startup di negara tersebut melalui berbagai program inkubasi bisnis.

Pada tahun 2013, ia dianugerahi penghargaan “Personality of the Year” oleh Forbes Timur Tengah atas perannya sebagai ketua Yayasan MiSK sebagai pengakuan atas dukungannya terhadap pemuda Saudi dan perkembangan mereka.

Kekayaan Mohammed bin Salman
Sebagai pemegang tahta putra mahkota Arab Saudi, tak heran jika Mohammed bin Salman memiliki kekayaan yang fantastis. Namun sebenarnya tidak ada yang tahu secara pasti seberapa besar dan banyak kekayaan yang dimiliki Salman.

Beberapa sumber melaporkan angka kekayaannya berada pada kisaran $5 miliar – $18 miliar atau setara dengan 282 triliun rupiah.

Pendidikan Mohammed bin Salman
Mungkin tak banyak yang tahu riwayat pendidikan dari Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi ini. Menurut berbagai sumber, Mohammed bin Salman pernah menempuh pendidikan tinggi di King Saud University yang berlokasi di Riyadh. Ia mengambil jurusan hukum dan berhasil meraih gelar Sarjana Hukum pada 2007.

Selama masa studinya, MBS dikenal sebagai seorang mahasiswa yang berdedikasi dan berprestasi. Ia menunjukkan minat yang kuat dalam bidang hukum dan politik, yang kemudian membentuk dasar bagi karir politiknya yang sukses.

Sosok Mohammed bin Salman menuai sorotan karena menyerukan dukungannya untuk Palestina. Dukungan ini ia berikan dengan cara mendesak seluruh negara untuk berhenti ekspor senjata ke Israel.

Exit mobile version