Senin, 15 Januari 2024 – 15:02 WIB
Lombok – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan warga Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan bantuan beras gratis yang diberikan pemerintah agar dilanjutkan.
“Setuju program pembagian BLT dan beras lanjut … siap!” kata Airlangga saat mengunjungi Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Minggu.
“Dalam kunjungan tersebut, Airlangga sempat menanyakan kepada masyarakat setempat siapa saja yang dapat beras dan BLT. Beberapa masyarakat ada yang mendapat BLT dan bantuan beras, tetapi ada juga yang hanya mendapatkan beras gratis saja.”
Ia memastikan bantuan beras seberat 10 kilogram per bulan akan tetap berlanjut dalam kurun waktu 6 bulan ke depan. Sementara itu, bantuan tunai sebesar Rp400 ribu akan tetap diberikan dalam kurun waktu 2 bulan ke depan.
Menurutnya, bantuan tunai sebesar Rp200 ribu/bulan hingga Juni sebagai dampak dari El Nino yang membuat terlambatnya masa panen.
“Yang menerima beras 22 juta jiwa penduduk Indonesia, sedangkan yang menerima bantuan langsung tunai 18 juta jiwa. Jadi, tergantung kemampuan masing-masing keluarga,” kata dia.
Karena semua masyarakat setuju dengan program yang dilahirkan Presiden RI Joko Widodo dilanjutkan, Airlangga meminta masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Presiden.
“Terima kasih enggak bu sama bapak presiden? Terima kasih? Jadi tolong ibu bicara terima kasih Pak Jokowi. Tolong direkam. Bisa?” ujar Airlangga.
“Sebelumnya, Menko Airlangga mengatakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencapai 154.127 jiwa.”
“Ia mengatakan alokasi penerima bantuan beras ini meningkatkan bila dibandingkan dengan jumlah penerima bantuan pangan CBP pada 2023 yang mencapai 149.520 jiwa.”
“Program ini telah disalurkan sejak September 2023 dan diperpanjang hingga Juni 2024 mendatang.”
“Ia mengatakan pemerintah menyalurkan Program Bantuan Pangan CBP dan BLT ini dengan harapan dapat menjaga inflasi dan lonjakan harga beras yang meningkat sebagai dampak El Nino yang panjang sehingga musim tanam mundur dan musim panen diprediksi terjadi Maret hingga Juni 2024.”
“Pak Presiden telah memperpanjang program ini hingga enam bulan sampai Juni 2024,” katanya. (ant)