Selasa, 16 Januari 2024 – 19:12 WIB
Jakarta – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan jemaah Nahdlatul Ulama (NU) meyakini Khofifah Indar Parawansa sebagai nahdliyin sejati.
Hal tersebut dikatakan oleh Nusron merespons cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang meragukan ke-NU-an Gubernur Jawa Timur tersebut. Menurutnya, tidak ada pihak yang berhak mengklaim lebih NU dari pihak lainnya.
“Umat NU mengakui kalau Ibu Khofifah itu NU tulen dan selalu bersama umat,” kata Nusron di Jakarta, Selasa (16/1). “Tidak boleh ada orang yang berhak mengklaim dirinya paling NU, meski yang bersangkutan adalah dzurriyyat (keturunan) pendiri NU,” sambungnya.
Nusron mengatakan NU bukanlah milik satu golongan tertentu karena pada hakikatnya, NU adalah jam’iyyah ijtimaiyyah diniyyah (organisasi sosial keagamaan) yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah.
Ia juga menegaskan bahwa kehadiran NU di Indonesia bersifat inklusif, bukan eksklusif. “Siapapun bisa menjadi NU asal setuju dan menjalankan misi Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah,” tutur dia. Lebih lanjut, Nusron mengatakan tidak masuk akal bila perbedaan pilihan politik membuyarkan hakikat NU tersebut. Menurutnya, pendapat yang dilontarkan Muhaimin sangat kuno dan usang.
“Masak hanya karena beda pilihan politik dianggap tidak NU? Ini kolot dan kuno,” tegasnya. Lebih lanjut, Nusron menjelaskan setidaknya ada tiga pola dalam NU. Pertama, NU dalam tataran fikrah (pemikiran) yang selalu mengutamakan jalan tengah (tawassuth). Kedua, NU secara ubudiyyah, perilaku ibadah yang tidak kaku dan mengakomodasi budaya dan khazanah lokal.
“Ketiga, NU secara harakah atau gerakan. Setiap langkahnya selalu seimbang atau tawazun untuk kepentingan umat, bangsa dan kemanusiaan,” ujar Nusron. Menurutnya, Khofifah telah mengamalkan ketiga kategori ini. Apalagi, lanjut Nusron, Khofifah juga telah menempuh kaderisasi di tubuh NU, mulai dari Ikatan Pelajar Puteri NU (IPPNU) hingga Muslimat NU sampai menjadi perempuan pertama yang masuk jajaran PBNU.
Nusron menyebut hal tersebut justru berbanding terbalik dengan Muhaimin yang tidak menjalani proses pengkaderan yang panjang seperti Khofifah. “Malah Mas Muhaimin pengkaderannya hanya PMII. Ga pernah terlibat ikut kaderisasi formal di NU, karena kebanyakan politik praktis di PKB,” tutup Nusron.