Selasa, 23 Januari 2024 – 13:26 WIB
Lampung – Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo membantah sikap cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka cenderung lebih emosional. Menurutnya, hal itu wajar karena Gibran menempatkan dirinya sebagai cawapres, bukan sebagai Wali Kota.
“Ya ada dong (Gibran berubah sikap), kan berubah dari Wali Kota menjadi cawapres. Ya enggak lah (emosional), pasti beliau kan belajar dan pasti harus merubah diri,” kata Ganjar kepada wartawan di Lampung Selatan, dikutip Selasa, 23 Januari 2024.
Menurutnya, Gibran yang sudah maju sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto telah mendapat banyak masukan dari berbagai pihak. Namun, Ganjar merasa tak ada perubahan sikap dari Gibran.
“Karena tampilnya tidak lagi sebagai Wali Kota, tapi sebagai cawapres pasti akan berubah dan pasti diajarin juga. Pasti ada banyak masukan saya rasa biasa-biasa saja,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi sikap cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dalam debat keempat Pilpres 2024, Minggu malam, 21 Januari 2024.
Hasto menilai Gibran telah berubah dan sikapnya jauh berbeda dengan sang ayah, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Padahal, kata dia, tema debat yang membahas pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa, sangat menarik.
“Sayang sekali tadi ada dicederai oleh apa yang membuat kami kaget. Karena Mas Gibran ternyata sudah jauh berubah,” kata Hasto usai acara debat cawapres di JCC, Senayan, Jakarta Pusat.
Hasto menduga Gibran telah terpengaruh dengan karakter Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang kerap emosional.
“Banyak terpengaruh hal-hal emosional dari Pak Prabowo sehingga Mas Gibran semakin jauh dari Pak Jokowi,” kata Hasto.
Lebih lanjut, dia juga menyinggung cara yang dilakukan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang membaca sebuah catatan saat menjawab debat.
Menurut Hasto, apa yang dilakukan Cak Imin jauh lebih baik ketimbang diduga melakukan manipulasi hukum lewat Mahkamah Konstitusi (MK).