Jumat, 8 Maret 2024 – 17:33 WIB
Jakarta – Kementerian ESDM menetapkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada Februari 2024 naik menjadi US$80,09 per barel. Hal tersebut dikhawatirkan akan mengerek naik harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di Pertamina.
Kenaikan ICP tersebut diketahui berdasarkan analisis Tim Harga Minyak Mentah Indonesia. Karena telah terjadi kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak mentah akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Merespons hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi tidak akan naik hingga Juni 2024.
Namun, Arifin mengatakan pihaknya masih menghitung dampak kepada Pertamina, khususnya terkait revenue dari Pertamina Patra Niaga. Karena itu terkait dengan harga masih apakah terus diperbaharui datanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tidak ada kenaikan tarif dasar listrik dan BBM hingga bulan Juni 2024.
Hal itu, kata Airlangga, menjadi salah satu faktor penyebab melebarnya target defisit fiskal APBN 2024 yang tercatat sebesar 2,29 persen terhadap PDB. Sebab, subsidi untuk menahan kenaikan harga listrik dan BBM membutuhkan anggaran lebih besar untuk PT Pertamina maupun PT PLN.
Lebih lanjut, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan Pertamina Patra Niaga tetap meninjau ulang untuk harga BBM non-subsidi dengan melihat tren harga minyak mentah, harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS), dan juga kurs.
Adapun, harga BBM Pertamina per 1 Maret 2024 untuk wilayah Jawa, yakni Pertalite Rp10.000 per liter, Pertamax Rp12.950 per liter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, Pertamina Dex Rp15.100 per liter, dan Pertamax Green Rp13.900 per liter. (Ant)