Pemerintah Amerika Serikat telah memperingatkan Rusia terkait serangan teroris ISIS-K yang telah menewaskan 137 orang pada Jumat, 22 Maret 2024. Menurut laporan dari Anadolu pada Rabu, 17 Maret 2024, Kedutaan Besar AS di Rusia telah merilis peringatan keamanan kepada warganya untuk menghindari berkumpul dalam 48 jam ke depan, pada Kamis, 7 Maret 2024. Kedubes AS telah memperkirakan hal tersebut setelah melihat adanya indikasi kelompok ekstrem yang berencana melakukan aksi di luar dugaan.
Juru Bicara Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan informasi tersebut kepada pihak berwenang Rusia. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut tidak memperdulikan peringatan dari AS tersebut. Ia menganggap hal itu sebagai tindakan provokatif dari negara barat.
Menurut para ahli, ISIS-K telah menentang kebijakan Putin dalam beberapa tahun terakhir. Otoritas Rusia juga telah mengindikasikan adanya beberapa insiden serupa dalam bulan ini, di mana anggota organisasi tersebut merencanakan aksi teroris terhadap sinagoga atau lembaga keagamaan Yahudi di Moskow. Namun, upaya mereka berhasil dilumpuhkan oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).
Terdapat enam anggota terduga ISIS yang tewas dalam operasi kontra-teroris di Ingush Karabulak, Rusia, beberapa hari sebelum upaya teror terhadap sinagoga di Moskow. Informasi intelijen yang diterima AS pada November lalu juga mengindikasikan bahwa ISIS-K bertekad untuk menyerang Rusia. ISIS-K, sebuah cabang ISIS di Afghanistan, kemudian mengklaim serangan tersebut.
Otoritas Rusia telah menangkap dan mendakwa empat tersangka pelaku penembakan massal ini, yang didakwa atas serangan terorisme dalam persidangan pada Minggu, 24 Maret 2024. Hingga saat ini, jumlah korban tewas akibat penembakan massal dekat Moskow mencapai 137, termasuk beberapa anak-anak.
