Jumat, 5 April 2024 – 21:55 WIB
Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) telah menetapkan proyek Hijaunesia 2023 sebagai inisiatif Subholding Kelistrikan untuk transisi energi dan mendukung capaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra percaya bahwa aksi korporasi pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) tersebut diminati oleh para investor. Dia menyatakan bahwa dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP fokus pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.
“Melalui inisiatif ini, kita mempercepat pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021-2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW,” kata Edwin dalam keterangannya pada Jumat, 5 April 2024.
Dia juga menyatakan bahwa PLN IP akan mempercepat pembangunan PLTS di 5 lokasi dengan total kapasitas 500 MW, serta menargetkan proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari sebelumnya.
“Pembangunan pembangkit tersebut melalui proses paralel antara lain pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan,” kata Edwin.
Pembangunan PLTS juga diminati oleh para calon mitra dan kontraktor EPC dari berbagai negara. Saat ini, total ada 33 peserta yang lulus tahap Request for Quotation (RFQ), dengan proses evaluasi sampul 1. “Para calon mitra yang tertarik pada pengembangan proyek PLTS 500 MW ini berasal dari dalam negeri dan Eropa, menandakan daya tarik proyek EBT kami,” kata Edwin.
Meskipun calon mitra berasal dari dalam negeri, PLN IP tetap berkomitmen untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai regulasi yang berlaku, guna menciptakan multiplier effect bagi industri dalam negeri.
“Hijaunesia 2023 sebagai demand creation untuk membuka pasar investasi manufaktur solar PV dalam rangka mengatasi isu TKDN 60 persen,” tambahnya.
Proyek Hijaunesia 2023 juga merupakan wujud komitmen dan implementasi PLN melalui PLN Indonesia Power dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Hingga tahun 2028, PLN Indonesia Power menargetkan pengembangan pembangkit EBT hingga 2,78 GW, yang berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 2 juta ton.