Minggu, 9 Juni 2024 – 01:50 WIB
Di hadapan rombongan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang belajar di Universitas Sumatera Utara (USU), Edy Rahmayadi menceritakan kilas baliknya saat menjabat sebagai Gubernur Sumut periode 2018-2023.
Mantan Pangkostrad itu mengungkapkan bahwa selama lima tahun memimpin Sumut, dia berhasil menyingkirkan praktik nepotisme dalam kepemimpinan Pemerintah Provinsi Sumut saat itu. Edy Rahmayadi memiliki rasa cinta, kasih sayang, dan kesetiaan terhadap Sumut. Ia juga menganut prinsip bahwa apa yang dipelajari, dikuasai, dan diyakini sebagai hal yang baik, itulah yang dilaksanakan.
“Tidak nepotisme,” ucap Edy Rahmayadi saat menjawab pertanyaan mahasiswa tentang hubungan kepemimpinan dan jabatan, di Taman Edukasi Buah Cakra yang juga kediamannya, di Desa Panah, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deliserdang, Sabtu pagi, 8 Juni 2024.
Dalam kegiatan tersebut, Edy Rahmayadi menerima kunjungan belajar rombongan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di USU. Ia memberi motivasi dan arahan pada kesempatan tersebut.
Edy Rahmayadi mencontohkan bahwa selama 5 tahun menahkodai organisasi Pemerintahan Provinsi Sumut, tidak ada satu pun anggota keluarganya yang mendapatkan jatah jabatan.
“Saya punya menantu, saya punya anak. Kalau bisa anak saya nanti sudah saya jadikan DPR, habis itu nanti jadi bupati, jadi gubernur, memangnya negaranya nenek saya ini. Tidak ada begitu!,” tutur Edy Rahmayadi.
Mantan Ketua PSSI itu juga mencontohkan kepemimpinan Umar bin Khattab yang tegas menolak anaknya menjadi pejabat, meskipun layak berjabatan karena memiliki kompetensi yang mumpuni.
Edy Rahmayadi juga menolak pemimpin hasil platform nepotisme dan tidak setuju jika seorang Gubernur menjadikan anaknya sebagai Gubernur untuk menghindari dinasti kekuasaan.
Edy Rahmayadi menyatakan bahwa maju kembali di pertarungan Pilgub Sumut 2024 tidak karena haus kekuasaan, melainkan menolak platform nepotisme.
“Saya punya menantu, saya punya anak. Kalau bisa anak saya nanti sudah saya jadikan DPR, habis itu nanti jadi bupati, jadi gubernur, memangnya negaranya nenek saya ini. Tidak ada begitu!,” tutur Edy Rahmayadi.