Selasa, 16 Juli 2024 – 17:53 WIB
Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengakui bahwa ia pernah mengunjungi Israel pada tahun 2018. Namun, kunjungannya ke Israel tersebut dilakukan atas nama pribadi, berbeda dengan lima Nahdliyin yang membawa-bawa nama NU saat bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog.
“Saya juga pernah ke Israel atas nama pribadi. Saya bertanggung jawab secara pribadi. Saat itu, saya tidak pernah menyebut NU ketika berada di sana,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa, 16 Juli 2024.
Tidak hanya itu, Gus Yahya juga menyebut bahwa Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga pernah bertemu dengan tokoh Israel. Namun, Gus Dur tetap melakukan konsolidasi dengan para kiai NU sebelum berangkat ke Israel.
“Kecuali Gus Dur yang saya anggap sebagai guru dan inspirator saya. Namun, tetap saya bertanggung jawab secara pribadi,” ujar Gus Yahya.
“Memang ada perbedaan antara mereka, misalnya Gus Dur sebelum pergi ke Israel, beliau melakukan konsolidasi terlebih dahulu dengan kiai-kiai. Beliau datang kepada kiai untuk berdiskusi mengenai hal tersebut,” lanjut Gus Yahya.
Sama seperti Gus Dur, Gus Yahya juga mengatakan bahwa ia juga menemui para kiai sebelum berangkat ke Israel. Dia juga menyampaikan syarat kepada pihak Israel yang mengundangnya.
“Saat itu, saya memberikan syarat kepada mereka yang mengundang, bahwa harus ada yang bisa saya ajak untuk bertemu kiai-kiai saya,” ujar Gus Yahya.
Dia juga menekankan agar seluruh lima tokoh NU yang bertemu Presiden Israel bertanggung jawab secara pribadi di depan publik. Gus Yahya juga meminta maaf atas kejadian lima tokoh muda nahdliyin yang menemui Presiden Israel Isaac Herzog dan menjadi viral serta dikritik oleh masyarakat Indonesia.
“Izin saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat bahwa beberapa orang dari kalangan NU pergi ke Israel untuk melakukan pertemuan di sana,” ujar Gus Yahya.
Ia juga menambahkan bahwa pertemuan lima Nahdliyin tersebut tidak pantas dilakukan, mengingat situasi yang semakin memanas antara Israel dan Palestina.
“Kami sangat memahami bahwa situasinya tidak kondusif saat ini. Kami merasa bahwa tindakan tersebut tidak pantas dilakukan di tengah situasi yang ada,” ujar dia.
Halaman Selanjutnya
“Saat itu, saya memberikan syarat kepada mereka yang mengundang, bahwa harus ada yang bisa saya ajak untuk bertemu kiai-kiai saya,” ujar Gus Yahya.