Berita  

“Pasukan Oposisi Terapkan Jam Malam di Damaskus: Analisis Terkini”

Pasukan oposisi Suriah telah menerapkan jam malam di ibu kota, Damaskus, setelah berhasil mengendalikan kota tersebut. Keputusan ini membatasi kegiatan warga mulai pukul 16.00 hingga 05.00 setiap hari, seperti yang dilaporkan oleh oposisi. Tindakan ini bertujuan untuk memperkuat posisi pemberontak setelah merebut kendali dalam kampanye 11 hari yang berujung pada kejatuhan rezim Presiden Bashar al-Assad. Pasukan oposisi, termasuk kelompok jihad Hayat Tahrir al-Sham (HTS), berhasil memenangkan pertempuran penting dalam kurun waktu tersebut, mengamankan wilayah strategis di Suriah.

Penaklukan Aleppo dan Homs, serta merebut Deir ez-Zor dan Palmyra menjadi bagian dari serentetan kemenangan yang diraih oleh pemberontak. Pasukan oposisi juga berhasil menguasai Daraa, tempat lahirnya pemberontakan Suriah. Serangan terakhir ke Damaskus membuat kelompok pemberontak meraih kendali penuh atas ibu kota, dengan klaim bahwa pemerintah Suriah secara efektif telah dibubarkan. Jam malam diterapkan sebagai langkah menjaga ketertiban di tengah penataan kekuasaan baru di Damaskus. Hingga saat ini, kelompok pemberontak masih memantau situasi dan menegaskan perlunya keberlanjutan pemerintahan melalui mantan Perdana Menteri Mohammad al-Jalali.

Pemberontak di Suriah kini berusaha menjaga stabilitas di kota tersebut sambil merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam pengaturan tatanan kekuasaan yang baru. Tindakan mereka telah menandai perubahan dramatis dalam konflik Suriah dan tetap mengawasi perkembangan terkini di daerah tersebut.