Berita  

Panggilan PDIP kepada Prabowo-Megawati: Harus Diwaspadai!

Politikus senior dari PDIP, Aria Bima, mengungkapkan pendapatnya mengenai pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden RI Prabowo Subianto. Menurutnya, pertemuan tersebut bukan berarti bahwa PDIP akan berkoalisi dengan Prabowo atau menjadi bagian dari kabinet Merah Putih. Aria menjelaskan bahwa pertemuan hanya sebagai kesempatan bagi kedua tokoh tersebut untuk bertemu, tanpa harus diarahkan ke arah koalisi atau masuk ke dalam kabinet pemerintah.

Dia menekankan pentingnya memberi ruang kepada Megawati dan Prabowo untuk bertemu secara alami tanpa desain atau konstruksi tertentu yang bertujuan untuk kepentingan politik. Aria juga menegaskan bahwa Megawati dan Prabowo tidak bersikap bermusuhan satu sama lain, melainkan sebagai sahabat dan sebagai pemimpin partai politik masing-masing.

Menanggapi anggapan bahwa pertemuan kedua tokoh tersebut hanya masalah waktu, Aria meyakini bahwa pertemuan pasti akan terjadi. Namun, ia tidak memberikan informasi detil mengenai kapan pertemuan itu akan dilaksanakan. Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, pernah diutus oleh Megawati untuk merencanakan pertemuan dengan Prabowo pada Oktober 2024, namun pertemuan tersebut tidak terlaksana.

Dalam diskusi yang dilakukan antara Basarah dan Sekjen DPP Gerindra, Ahmad Muzani, disampaikan bahwa PDIP tidak mendukung sistem pemerintahan presidensial dan tidak mengenal istilah oposisi. Hal ini sebagai bagian dari delapan amanat yang diberikan Megawati kepada Prabowo. Secara keseluruhan, pertemuan antara Megawati dan Prabowo dipandang sebagai peristiwa yang lebih bersifat pertemanan dan diplomasi daripada persoalan politik.

Exit mobile version