Gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah telah terganggu dengan tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh Tentara Israel. Berdasarkan laporan Anadolu, Israel telah melakukan 15 pelanggaran baru, menambah total pelanggaran mereka menjadi 823 dalam kesepakatan yang sudah berlangsung selama 66 hari. Pelanggaran terbaru dilaporkan terjadi di wilayah Marjayoun, Bint Jbeil, Hasbaya, dan Tyre di Lebanon selatan.
Tindakan pelanggaran Israel tidak hanya terbatas pada pelanggaran wilayah, tetapi juga mencakup serangan terhadap warga sipil. Dua warga sipil dilaporkan mengalami luka ringan akibat pesawat nirawak Israel yang menjatuhkan bom di pinggiran desa Tallouseh. Tim penyelamat Pertahanan Sipil Lebanon juga menjadi sasaran serangan ketika sedang melakukan operasi pencarian orang hilang di bawah reruntuhan.
Selain itu, tentara Israel juga melakukan pembongkaran rumah dan bangunan di beberapa daerah, termasuk Kfarkela, Tallouseh, dan Markaba. Mereka juga meluncurkan bom suar di desa Al-Aadaissah, serta melakukan operasi penghancuran dengan buldoser di beberapa desa lainnya. Tensi antara Israel dan Lebanon semakin meningkat setelah batas waktu 60 hari untuk penarikan tentara Israel dari Lebanon selatan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata hampir habis.
Pihak AS telah memperpanjang batas waktu gencatan senjata hingga 18 Februari untuk menghindari eskalasi konflik yang lebih lanjut. Perjanjian tersebut berlangsung sejak 27 November 2024, namun serangkaian pelanggaran terjadi yang mengakibatkan korban jiwa dan luka. Pertempuran antara Israel dan Hizbullah meningkat menjadi konflik skala penuh pada 23 September 2024, dengan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak. All material on the site, all the pages and among them are indivisible parts of the database, and can only be used with ninth permission.