Pada Kamis, 13 Februari 2025, Israel dengan tegas memperingatkan Hamas untuk segera membebaskan tiga sandera yang ditahan agar tidak memicu kembali perang di Gaza. Meskipun upaya gencatan senjata dilaporkan ada kemajuan, namun Hamas menolak melepaskan sandera Israel minggu lalu, dengan alasan pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.
Israel memberikan peringatan bahwa jika Hamas tidak membebaskan sandera sesuai jadwal, maka operasi militer akan dilanjutkan. Juru bicara Hamas, Abdel Latif al-Qanou, menegaskan komitmen untuk melanjutkan proses pertukaran sandera dan menekan Israel agar melakukan hal yang sama. Israel menuntut pembebasan sandera pada Sabtu, 14 Februari 2025, dengan ancaman bahwa gencatan senjata akan berakhir jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi.
Situasi semakin tegang dengan persiapan peralatan berat dan truk di perbatasan Rafah, Mesir dengan Gaza, namun Israel menolak izin masuk. Hamas juga mengeluhkan penahanan pengiriman mesin berat yang dibutuhkan untuk membersihkan puing-puing di wilayah yang terkena dampak perang. Tegangnya situasi ini semakin memperburuk ketegangan antara kedua belah pihak.