Presiden Peru mengumumkan keadaan darurat di ibu kota pada Senin, 17 Maret 2025, setelah pembunuhan seorang penyanyi populer yang memicu protes. Pemerintah Presiden Dina Boluarte menerbitkan dekrit yang membatasi beberapa hak selama 30 hari, termasuk kebebasan berkumpul dan bergerak. Polisi dan tentara akan dapat menahan orang tanpa perintah pengadilan sebagai langkah penanganan lonjakan kekerasan di Peru. Polisi mencatat 459 pembunuhan dan 1.909 laporan pemerasan hanya dalam beberapa bulan terakhir, dengan kemarahan mencapai puncaknya setelah pembunuhan Paul Flores, penyanyi utama Armonia 10. Anggota parlemen oposisi juga meminta mosi tidak percaya terhadap Menteri Dalam Negeri Juan Jose Santivanez karena kurangnya rencana untuk melawan kekerasan. Pemerintah sebelumnya telah menetapkan keadaan darurat pada bulan September hingga Desember untuk menanggulangi kekerasan. Aksi kekerasan lainnya termasuk ledakan di restoran ibu kota yang melukai 11 orang. Kontroversi tersebut terus dibahas dalam sidang pleno Kongres untuk mencari solusi penanganan aksi kekerasan yang meresahkan masyarakat Peru.
Presiden Peru Deklarasi Darurat: Pengaruhnya di Ibu Kota

Read Also
Recommendation for You

Surat yang beredar dari Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW PAN) Jawa Barat mengenai…

Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo telah menyiapkan sanksi terberat bagi…

Seorang calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kota Ambon, Maluku, membuat heboh media sosial setelah…