Berita  

Pendidikan Sejati: Lebih dari Skor Ujian

Hari Pendidikan Nasional seharusnya lebih dari sekadar perayaan seremonial, melainkan sebagai momen refleksi mendalam terhadap arah moral dan martabat pendidikan. Ironisnya, peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini diserbu dengan fakta kecurangan massal dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Meskipun penuh dengan sistem keamanan digital canggih seperti biometrik dan pelacakan lokasi, kecurangan tetap terjadi. Lebih memilukan lagi, banyak dari kecurangan ini disebabkan oleh konspirasi diam-diam dari orang tua.

Menurut Associate Professor Program Vokasi UI, Devie Rahmawati, kejadian ini bukan hanya krisis akademik semata, namun juga gempa moral yang mengguncang akar budaya pengasuhan kita. Menurutnya, budaya parenting saat ini telah menjadi bencana, dimana orang tua terlalu fokus pada ranking, gelar, dan seleksi masuk perguruan tinggi, sementara melupakan bahwa pendidikan sejati seharusnya tentang karakter dan kejujuran.

Menyadari situasi ini, beberapa institusi seperti SMA Kemala Taruna Bhayangkara (KTB) telah mengambil langkah berbeda. Mereka tidak hanya mempertimbangkan kemampuan akademik siswa, tetapi juga komitmen keluarga terhadap pendidikan karakter. Keberhasilan langkah-langkah ini sejalan dengan riset yang menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan dapat meningkatkan keberhasilan akademik dan pemahaman lintas budaya.

Pada Hari Pendidikan Nasional, kita diminta untuk merenung. Apakah kita sedang membesarkan generasi pembelajar sejati, atau justru generasi pemalsu sukses? Pendidikan sejati bukanlah hanya tentang skor ujian, tetapi juga tentang nilai-nilai yang ditanamkan sehari-hari, kejujuran, dan tanggung jawab. Masa depan Indonesia tidak hanya ditentukan oleh algoritma seleksi perguruan tinggi, melainkan oleh karakter anak-anak yang kita besarkan dan siapa yang bersedia menjadi orang tua sejati di zaman modern ini.

Source link