Berita  

Supplying Nickel to Tesla, Hyundai, and BYD: Raja Ampat’s Contribution

Greenpeace baru-baru ini melakukan investigasi terhadap tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, dan menemukan bahwa hasil tambang tersebut telah masuk ke dalam rantai pasok global untuk kendaraan listrik, termasuk produsen besar seperti Hyundai, Tesla, BYD, BMW, dan Mercedes-Benz. Temuan ini menghadirkan dilema antara transisi energi dan kerusakan lingkungan yang tak terelakkan, di mana upaya untuk beralih ke energi terbarukan sering kali bertentangan dengan eksploitasi sumber daya alam dan deforestasi.

Nikel, sebagai komponen utama baterai kendaraan listrik, menjadi sangat diminati sejak 2016. Namun, lonjakan permintaan ini telah menyebabkan peningkatan eksploitasi sumber daya alam di daerah-daerah sensitif seperti Kabupaten Raja Ampat. Dalam hasil investigasi Greenpeace, terungkap bahwa perusahaan tambang nikel, PT GAK, aktif melakukan pengapalan nikel dari Raja Ampat ke wilayah lain. Nikel tersebut kemudian diproses di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Tengah, Maluku Utara, yang merupakan salah satu kawasan industri pengolahan nikel terbesar di Asia Tenggara.

Selain PT GAK, perusahaan tambang lainnya juga terlibat dalam aktivitas eksploitasi nikel di Raja Ampat. Meskipun pemerintah telah mencabut empat izin usaha pertambangan di wilayah tersebut, beberapa izin tersebut diterbitkan sebelum Raja Ampat ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada 24 Mei 2023. Hal ini menunjukkan kompleksitas antara kebutuhan akan sumber daya dan perlindungan lingkungan. Selain itu, penemuan ini juga mengungkap bagaimana nikel dari Raja Ampat telah mencapai produsen kendaraan listrik terkemuka seperti Toyota, Honda, Nissan, Hyundai, BMW, Mercedes, Tesla, dan BYD.

Source link

Exit mobile version