Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mendapat tekanan untuk menghentikan serangkaian aksi kekerasan di Papua. Tindakan teror dan kekerasan yang dilakukan oleh TPNPB dianggap melanggar hak asasi manusia. Charles Kossay, seorang Tokoh Intelektual Muda Papua Pegunungan, menyoroti teror yang terjadi terhadap pekerja bangunan di gereja GKI, Air Garam, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya. Ia menilai bahwa tindakan kekerasan seperti penembakan terhadap warga sipil, pekerja, guru, dan perawat adalah tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia, yang tidak bisa diterima dalam keadaan apa pun.
Charles Kossay juga menyatakan bahwa kelompok separatis di daerah-daerah seperti Yahukimo, Intan Jaya, dan Puncak telah menyebabkan trauma mendalam bagi masyarakat. Teror ini membuat banyak orang ketakutan dan menghambat berbagai aktivitas, mulai dari bekerja di kebun hingga kegiatan sosial masyarakat. Dia menyerukan agar TPNPB menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil, terutama para guru dan tenaga kesehatan yang merupakan pelayan kemanusiaan. Selanjutnya, Kossay juga mengajak warga Papua untuk mendukung langkah hukum yang dilakukan oleh pihak berwenang sesuai dengan prosedur yang berlaku, dengan menjunjung tinggi pendekatan humanis untuk memastikan keamanan masyarakat.
Tidak hanya itu, Kossay juga mendesak semua pihak, termasuk tokoh adat, tokoh agama, dan pemuda, untuk aktif berperan dalam menyuarakan perdamaian. Beliau menekankan kolaborasi antara masyarakat dan aparat penegak hukum yang dapat mempercepat terciptanya ketertiban di wilayah-wilayah konflik. Kossay juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang bertujuan memecah belah dan menimbulkan keresahan di media sosial. Selain itu, ia mendorong masyarakat Papua untuk terus mendukung program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah, karena dukungan tersebut dianggap kunci bagi terwujudnya Papua yang damai, aman, dan sejahtera.