Militer Amerika Serikat (AS) telah secara terbuka menyerukan dukungan dari Jepang dan Australia dalam menghadapi potensi konflik dengan China terkait Taiwan. Pentagon mendesak kedua negara untuk meningkatkan pengeluaran militer mereka dalam persiapan menghadapi kemungkinan konflik dengan China terkait Taiwan. Kepala Kebijakan Pentagon, Elbridge Colby, telah meminta Jepang dan Australia untuk secara jelas menetapkan peran mereka dalam skenario tersebut. Dalam pertemuan baru-baru ini, para pejabat AS, Jepang, dan Australia membahas langkah-langkah untuk memperkuat pencegahan yang seimbang dan adil.
Amerika Serikat juga telah meminta Jepang dan Australia untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka sebagai respons terhadap ancaman yang mungkin datang dari China. Pemerintahan Trump percaya bahwa kedua negara tersebut akan meningkatkan anggaran militer mereka lebih cepat daripada negara-negara Eropa. Meskipun telah ada tanda-tanda positif bahwa Jepang dan Australia mulai meningkatkan belanja militer mereka, penting untuk melihat hasil nyata dari peningkatan tersebut.
Taiwan, yang dianggap sebagai bagian integral dari China oleh Beijing, telah menjadi sorotan konflik antara Amerika Serikat dan China. Situasi semakin memanas setelah kunjungan Ketua Dewan Perwakilan AS, Nancy Pelosi, ke pulau tersebut. China mengutuk kunjungan Pelosi sebagai dukungan AS untuk separatisme Taiwan dan melakukan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau tersebut. Hubungan resmi antara China daratan dan Taiwan terputus sejak 1949, tetapi keduanya telah menjalin hubungan tidak resmi sejak akhir 1980-an.
Dengan semakin tegangnya situasi di sekitar Taiwan, dukungan dari Jepang dan Australia diharapkan dapat membantu AS menghadapi potensi konflik dengan China. Semua pihak perlu bekerja sama untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.