Pada Sabtu, 2 Agustus 2025, teknologi drone tempur menjadi tulang punggung kekuatan militer global dalam era peperangan modern. Drone memiliki kemampuan untuk menjalankan misi pengintaian, akuisisi target, dan serangan presisi tanpa perlu pilot di kokpit. Drone diketahui lebih efisien dan efektif daripada jet tempur konvensional, sekaligus lebih hemat biaya dan tidak membahayakan nyawa penerbang, sehingga teknologi ini semakin diminati oleh banyak negara.
Menurut data terbaru dari ArmedForces tahun 2025, terungkap bahwa beberapa negara dengan jumlah drone tempur aktif terbanyak di dunia telah mengalami pergeseran. Amerika Serikat tetap menjadi pemimpin dengan total 444 unit drone tempur aktif, sementara Turki menempati posisi kedua dengan 443 drone tempur. Turki terkenal dengan drone lokal seperti Bayraktar TB2 dan Akinci yang sukses, sehingga Turki kini menjadi pemain utama dalam industri drone militer global.
Negara lain seperti China, Iran, Arab Saudi, dan Rusia juga memperkuat armada drone tempur mereka. Iran dan Arab Saudi yang menduduki posisi tiga dan empat menjadi fokus perhatian karena berada di kawasan Timur Tengah yang rawan konflik. Sementara China, meskipun memiliki industri pertahanan besar, tampaknya masih fokus pada pengembangan drone generasi baru sebelum meningkatkan kuantitasnya.
Israel yang dikenal sebagai pionir UAV mengejutkan dengan penurunan posisi menjadi ke-11 dengan hanya 15 unit drone tempur aktif. Di sisi lain, Indonesia muncul dalam daftar dengan 6 unit drone tempur aktif, menunjukkan langkah awal menuju kemandirian alutsista nasional di masa depan. Dengan kehadiran drone tempur yang semakin vital dalam operasi militer modern, negara-negara besar saling berlomba memperkuat armada UAV mereka, termasuk Indonesia yang diharapkan bisa bersaing dalam industri pertahanan berbasis teknologi tinggi ini.
Top 13 Negara Pemilik Drone Tempur: Indonesia Muncul!
