Pada Desember nanti, Presiden FIA Mohammed Ben Sulayem bersiap untuk kembali menjabat setelah tidak ada pesaing yang memenuhi syarat untuk menggantikannya. Tiga kandidat potensial, termasuk mantan steward F1 Tim Mayer, pembalap Swiss Laura Villars, dan presenter TV asal Belgia, Virginie Philippot, telah mengajukan diri, namun tidak satu pun dari mereka dapat menyusun tim yang memenuhi kriteria. Masing-masing kandidat harus mengajukan penawaran mereka sebelum 24 Oktober, termasuk penamaan tim presiden yang akan mendampingi mereka. Dengan hanya satu calon perwakilan dari Amerika Selatan, yakni Fabiana Ecclestone, tidak ada calon lain yang dapat memenuhi semua syarat yang diperlukan.
Saat ini, dukungan kuat juga mengalir ke Ben Sulayem dari Amerika Selatan, terutama setelah 36 anggota FIA berbahasa Spanyol serta klub-klub mobil Amerika mengirimkan surat dukungan. Meskipun ada upaya Mayer untuk meraih dukungan, terutama melalui tur ke Chili, Bolivia, dan Argentina, sulit bagi kandidat lain untuk merekrut seorang pejabat Amerika Selatan sesuai persyaratan FIA. Meski Ben Sulayem mendapatkan kritik terkait gaya kepemimpinannya, dia juga dipuji karena telah memberikan kepemimpinan yang kuat dan memperbaiki keuangan FIA setelah pandemi COVID-19.berapa calon yang meramaikan ajang pemilihan tersebut, Ben Sulayem masih mendominasi dengan dukungan yang kuat di Asia dan Afrika. Meskipun beberapa pertanyaan terkait tata kelola organisasi muncul, Ben Sulayem bertujuan untuk memperkuat proses pemilihan FIA dengan perubahan statuta dan kode etik yang diausulkan sebelumnya. Selain itu, keputusan-keputusan penting yang diambil tanpa proses yang semestinya juga menimbulkan perselisihan dan kekhawatiran.
Referensi:
https://id.motorsport.com/f1/news/kenapa-ben-sulayem-berpeluang-menang-lagi-dalam-pemilihan-presiden-fia/10766298/?utm_source=RSS&utm_medium=referral&utm_campaign=RSS-ALL&utm_term=News&utm_content=id












