Dalam hubungan pernikahan, silent treatment sering kali menjadi tantangan yang tidak terlihat namun memiliki dampak besar. Perilaku ini merupakan bentuk komunikasi non-verbal di mana seseorang dengan sengaja menghindari atau tidak berbicara dengan pasangannya. Terkadang, salah satu pasangan memilih untuk diam sementara pihak lain menuntut respon untuk membuka pembicaraan agar masalah dapat terselesaikan. Silent treatment atau stonewalling dapat merusak hubungan dan kesejahteraan psikologis pasangan dalam jangka panjang. Orang yang menerima perlakuan ini sering merasa frustrasi, kebingungan, dan merasa tidak dipahami.
Dampak dari silent treatment dalam hubungan pernikahan antara lain pudarnya perasaan saling memahami, risiko terhadap kesehatan mental dan emosional, serta terciptanya jarak antar pasangan. Tanda-tanda silent treatment antara lain sengaja mengabaikan pasangan, tidak berkomunikasi selama berjam-jam, hingga pergi tanpa memberi tahu tujuannya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan silent treatment, seperti ketidakmampuan mengelola emosi, upaya untuk mengontrol pasangan, dan penghindaran komunikasi karena takut berkonflik. Untuk mencegah dan mengatasi silent treatment, pasangan dapat melakukan pendekatan yang baik, meminta bantuan profesional jika diperlukan, dan melakukan rutinitas komunikasi sehat. Membangun hubungan yang romantis dan sehat memerlukan pemahaman, kesabaran, dan komunikasi yang baik sehingga silent treatment tidak merusak keharmonisan dalam hubungan pernikahan.












