Penelitian yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2025 menemukan bahwa otak pria cenderung mengalami penyusutan lebih cepat daripada otak wanita seiring pertambahan usia. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa otak pria mengalami penurunan volume yang lebih signifikan, terutama pada korteks, yang memiliki peran penting dalam kemampuan kognitif. Namun, pada wanita, penurunan volume otak lebih terbatas dan ketebalan korteks relatif stabil. Hal ini menunjukkan bahwa wanita mungkin memiliki mekanisme perlindungan yang lebih baik terhadap penyusutan otak seiring bertambahnya usia.
Meskipun terdapat perbedaan dalam penyusutan otak antara pria dan wanita, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penurunan hippocampus, bagian otak yang berperan dalam fungsi memori. Namun, penurunan ini baru terlihat pada wanita usia yang lebih tua. Meskipun begitu, belum ada bukti yang menyatakan bahwa wanita memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Penyusutan otak mungkin bukan selalu merupakan indikasi adanya penyakit, tetapi bisa saja merupakan bagian dari proses alami penuaan.
Meski demikian, para ilmuwan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara mendalam mengapa wanita cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap Alzheimer dibandingkan pria. Hal ini menunjukkan pentingnya terus menggali informasi dan pengetahuan baru untuk memahami dan mengatasi risiko gangguan neurodegeneratif ini. Menyadari perbedaan dalam proses penuaan otak antara pria dan wanita dapat membawa masukan berharga bagi perawatan dan pencegahan penyakit Alzheimer di masa mendatang.












