Produsen inhaler herbal terkemuka asal Thailand, Hong Thai Herbal, baru-baru ini memutuskan untuk menarik ratusan ribu unit produknya dari pasaran setelah tidak lolos uji kualitas kesehatan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) menemukan adanya kontaminasi mikroba dalam produk inhaler herbal merek Formula 2, sehingga produk tersebut tidak memenuhi standar keamanan yang ditetapkan. Hasil pengujian menunjukkan kelebihan jumlah mikroba, kombinasi ragi dan jamur, serta keberadaan bakteri Clostridium spp., yang dapat membahayakan kesehatan jika terhirup atau digunakan secara terus-menerus.
Dalam tanggapannya, Hong Thai Herbal segera menarik batch nomor 000332 yang diproduksi pada 9 Desember 2024 dan memiliki masa kedaluwarsa pada 8 Desember 2027. Perusahaan secara terbuka menerima temuan FDA dan mengaku telah menarik semua produk yang terdampak dari pasar. Mereka juga menyatakan akan melaksanakan proses sterilisasi ultraviolet (UV) di setiap tahap produksi untuk memastikan keamanan produk yang beredar di pasaran.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi industri herbal, baik di Thailand maupun negara lain, tentang pentingnya pengawasan mutu dan keamanan produk, terutama pada produk inhaler yang langsung berhubungan dengan sistem pernapasan konsumen. Dalam konteks hukum Thailand, produsen yang menghasilkan produk di bawah standar dapat dihukum dengan penjara hingga dua tahun atau denda maksimal 200.000 baht, sedangkan penjual yang tetap memasarkan produk cacat dapat dikenai hukuman enam bulan penjara dan denda hingga 50.000 baht. Artinya, pelanggaran terhadap standar kualitas produk dapat berakibat serius bagi produsen dan penjual. Oleh karena itu, penegakan aturan dan standar keamanan mutlak diperlukan demi melindungi konsumen dan menjaga reputasi industri secara keseluruhan.












