Pada Rabu, 21 Mei 2025, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menepis klaim tentang relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza ke Libya. Rubio menegaskan bahwa setiap pembicaraan terkait relokasi hanya berfokus pada pengaturan sukarela. Menurutnya, tidak ada rencana deportasi, melainkan hanya pembicaraan apakah seseorang bersedia secara sukarela meninggalkan Gaza untuk tempat lain dan apakah negara-negara di wilayah tersebut bersedia menerima mereka untuk sementara waktu.
Rubio menjelaskan potensi relokasi sebagai langkah sementara untuk mengurangi penderitaan kemanusiaan daripada membangun kembali secara permanen. Hal ini disebutnya sebagai “jembatan menuju rekonstruksi.” Rubio juga menegaskan bahwa tidak ada diskusi yang melibatkan Libya dalam relokasi warga Gaza. Kedutaan Besar AS di Libya juga menegaskan bahwa laporan tentang relokasi warga Palestina ke Libya tidak memiliki dasar.
Ketika beberapa laporan menyebut bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan relokasi hingga 1 juta warga Gaza ke Libya dengan imbalan mencairkan aset Libya senilai miliaran dolar, penolakan tersebut keras dari pihak AS. Dalam hal ini, relokasi hanya dipertimbangkan sebagai solusi sementara dengan partisipasi sukarela dari individu yang terkena dampak. Sumber: Reuters.