Jakarta – Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyoroti praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang semakin marak di Indonesia. Ia pun sempat menyinggung soal gagalnya reformasi.
“Dulu karena korupsi kemudian mengerucut pada elite, maka mesti disikat korupsi, kolusi dan nepotismenya. Eh sekarang jadi cerita lagi, gagal dong reformasi? Benar enggak sih?” kata Ganjar di kawasan Jakarta Pusat, dikutip Jumat, 24 November 2023.
“Ndak, saya hanya mengingatkan, berarti gagal dong reformasi? Mesti ditegakkan kembali,” sambungnya.
Meski begitu, Ganjar tak menjelaskan secara rinci korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dia maksud. Dia hanya ingin, kasus KKN yang semakin marak ini menjadi pengingat bagi semua pihak.
“Maka civil society, ilmuwan berbicara pada soal ini ‘lho, kok pak itu sekian pejabat korupsi, dia kolusi, dan sebagainya’. Ini berjalan. Saya hanya mengingatkan saja, kecuali kita sudah lupa,” ungkapnya.
Kata Ganjar, jika semua masyarakat lupa dengan amanat reformasi, maka akan hancur bangsa Indonesia.
“Kalau kita lupa dengan ini, hancur kita bangsa ini, itu permintaan amanat reformasi,” tandas eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Sebelumnya di acara Dialog Muhammadiyah, Ganjar juga berjanji akan menyikat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia sesuai program ‘Gaspol’.
Dia akan mendorong jaminan hidup melalui program ‘Gaspol’, sebab anggaran yang berlipat ganda tak boleh ada korupsi. Ganjar juga akan mempermudah pajak.
“Gas-nya, kita sikat KKN, karena ini yang menjadi penyakit di negeri ini. Dan Pol-nya, kita memoles birokrasi yang melayani, yang analitis, bukan sekadar administratif,” jelasnya.
Untuk mewujudkan itu, sambung dia, perlu ada regulasi. Apabila regulasi sudah baik, maka perlu ada aktor baik untuk menjalankan regulasi tersebut.
“Kalau regulasi sudah baik, sistem kelembagaan. Kalau sistem kelembagaan sudah baik, maka kita butuh aktor baik. Mudah-mudahan aktor-aktor baik itu ada di sini. Biarlah nanti bisa bergabung dengan kami,” tegas Ganjar.