portal terpopuler,prabowo subianto yang humanis,berani dan tegas
Berita  

Kesulitan Menang di Pilkada DKI Jakarta Menanti Kaesang, Anak Presiden

Kesulitan Menang di Pilkada DKI Jakarta Menanti Kaesang, Anak Presiden

Rabu, 28 Februari 2024 – 00:30 WIB

Jakarta – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep memiliki peluang untuk maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada November 2024 mendatang. Nama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) masuk dalam survei calon Gubernur DKI Jakarta 2024-2029.

Baca Juga:

Masih Ada Kemungkinan Hasil Real Count PSI Melewati 4 Persen, Menurut indEX

Seperti kakaknya, Gibran Rakabuming Raka yang sukses di Pilpres 2024 mendampingi Prabowo Subianto, putra bungsu Presiden Jokowi juga diprediksi memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa Kaesang Pangarep termasuk dalam daftar nama tokoh yang disurvei sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga:

Legislator Ungkap Alasan Penonaktifan 94 Ribu KTP Warga DKI Tak Sesuai Domisili Ditunda

Namun, apakah Kaesang memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada dengan status sebagai anak Presiden?

Menurut Burhanuddin, Pilkada DKI Jakarta memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan tersendiri. Tingkat pendidikan warga Jakarta rata-ratanya 5 kali lipat lebih baik dibandingkan nasional.

Baca Juga:

Nasdem Akui Sahroni Jadi Salah Satu Sosok yang Disiapkan Maju di Pilgub DKI 2024

Juga, tingkat pendapatan warga Jakarta jauh lebih sejahtera dibanding daerah lain, sehingga pemilih di Jakarta dikenal rasional dan kritis terhadap calon yang mereka pilih.

“Saya melihat anak Presiden sekalipun kalau bertarung di DKI Jakarta susah,” kata Burhanuddin Muhtadi dalam perbincangan di tvOne, dikutip Selasa, 27 Februari 2024

Indikator Politik, kata Burhan, sempat melakukan survei tentang peluang Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta – sebelum akhirnya Gibran diusung sebagai cawapres Prabowo.

“Gibran sebelum menjadi cawapres hanya memiliki elektabilitas sebagai Gubernur Jakarta sebesar 2 persen. Beliau lebih mudah menjadi cawapres daripada gubernur DKI, termasuk Kaesang, namun kami juga menyertakan namanya dan elektabilitasnya kecil,” ujarnya

Ia menjelaskan mengapa Gibran yang merupakan ‘Anak Presiden’ kurang kompetitif jika bersaing di DKI Jakarta. Secara popularitas, Gibran sebagai Wali Kota Solo dan putra Presiden memang tinggi tapi tidak dengan elektabilitasnya.

Menurut Burhan, untuk meningkatkan popularitas di Jakarta juga tidak sulit. Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, warga Jakarta lebih informasi. Kedua, lokasinya lebih mudah dijangkau melalui canvassing. Ketiga, warga DKI itu relatif terbuka dari informasi manapun

“Lalu, mengapa Gibran memiliki elektabilitas kecil di Jakarta? Memang popularitasnya tinggi tetapi jumlah pemilih saat itu masih sedikit. Namanya sempat disurvei sebagai gubernur tetapi kurang kompetitif di DKI Jakarta,” kata Burhan

“Menurut saya, jika popularitas tinggi tetapi elektabilitas rendah, itu lebih sulit untuk ditingkatkan, berbeda dengan popularitas yang masih rendah, seperti Sahroni sebagai contoh, sekitar 50 persen warga Jakarta yang mengenal dia, tetapi elektabilitasnya 9,3 persen masih memiliki peluang,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya

Indikator Politik, kata Burhan, sempat melakukan survei tentang peluang Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta – sebelum akhirnya Gibran diusung sebagai cawapres Prabowo.