Sabtu, 22 Juni 2024 – 13:14 WIB
Papua – Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, mengeluarkan instruksi yang tidak biasa dan unik, yaitu mengajak masyarakat untuk menjalani dua hari tanpa mengonsumsi nasi.
Instruksi ini tertuang dalam surat bernomor 100.3.4/766/GPB/2024, merupakan langkah yang masih tabu untuk diterapkan di wilayah lain di Indonesia.
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendorong diversifikasi konsumsi pangan dan memperkenalkan masyarakat pada sumber karbohidrat alternatif seperti umbi-umbian, jagung, dan sagu yang lebih melimpah di Papua Barat.
Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan lokal dan keberlanjutan lingkungan. Hal itu diungkapkan oleh Penjabat Sekretaris Daerah Papua Barat Yacob Fonataba di Manokwari, pada Sabtu (21/6/24).
“Pak gubernur sudah keluarkan instruksi dua hari tanpa makan nasi yaitu Senin dan Kamis, diganti dengan makan komoditas pangan lokal,” kata Yacob.
Menurutnya, gerakan dua hari tanpa nasi harus diimplementasikan oleh seluruh aparatur pemerintah daerah, kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, pihak swasta, dan seluruh komponen masyarakat di tujuh kabupaten.
Gubernur juga menginstruksikan bahwa setiap acara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, dan pihak swasta wajib menyediakan menu makanan berdasarkan pangan lokal.
“Semua produk yang bahan dasarnya beras diganti dengan pangan lokal sebagai sumber karbohidrat seperti sagu, pisang, jagung, dan umbi-umbian,” ungkapnya.
Instruksi untuk tidak mengonsumsi nasi selama dua hari ini telah disampaikan kepada tujuh pemerintah kabupaten di Papua Barat, yang kemudian melakukan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat di masing-masing wilayah.
Pemerintah daerah membutuhkan dukungan dari tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk mengoptimalkan gerakan dua hari tanpa nasi atau produk turunan dari beras.
Kebijakan ini diharapkan tidak hanya akan membawa manfaat kesehatan bagi masyarakat tetapi juga membantu melestarikan budaya pangan lokal yang beragam dan kaya. Oleh karena itu, pemerintah juga melibatkan pelaku usaha perhotelan dalam mengampanyekan gerakan dua hari tanpa makan nasi.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Papua Barat telah mengadakan lomba kreasi menu pangan lokal untuk mempromosikan berbagai menu bergizi dan aman yang dapat memotivasi masyarakat dari berbagai lapisan. Lomba tersebut mendorong peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengolah berbagai menu bergizi yang dapat dikonsumsi, sehingga program diversifikasi pangan lokal dapat tercapai sesuai dengan harapan.