Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) milik China saat ini menghadapi kemunduran karena banyak negara yang memilih untuk mundur atau mengurangi partisipasinya. Kekhawatiran terhadap kedaulatan, keberlanjutan utang, risiko pengawasan, dan ketergantungan yang berlebihan pada Beijing menjadi penyebab utama perubahan sikap negara-negara terhadap BRI. Bahkan negara sekutu China seperti Pakistan dan Myanmar juga mulai mengevaluasi ulang keterlibatan mereka, yang menunjukkan dampak besar terhadap proyek tersebut.
Salah satu negara terbaru yang secara resmi keluar dari BRI adalah Panama, yang sebelumnya menjadi negara Amerika Latin pertama yang bergabung dengan inisiatif tersebut pada tahun 2017. Keputusan Panama untuk keluar memicu pertanyaan tentang manfaat konkret yang diterima dari kerja sama dengan China. Brazil, sebagai ekonomi terbesar di Amerika Latin, juga menolak bergabung dengan BRI meskipun mendapat tekanan dari China. Penolakan Brasil terhadap BRI menjadi pertanda bahwa beberapa negara lebih mempertimbangkan keuntungan ekonomi yang signifikan daripada pengaruh politik yang diperoleh dari China.
Di tempat lain, Italia telah menarik diri dari inisiatif BRI setelah awalnya menjadi negara G7 pertama yang bergabung pada tahun 2019. Perdana Menteri Italia memimpin proses keluar negaranya dari BRI setelah menyadari bahwa manfaat ekonomi yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Uni Eropa secara umum bersikap hati-hati terhadap BRI, menganggap proyek ini sebagai alat China untuk memperluas pengaruh politik dan industri. Filipina, yang sebelumnya terlibat dalam proyek-proyek BRI, telah menghentikan partisipasinya karena alasan keamanan, ekonomi, dan geopolitik.
Pakistan dan Sri Lanka juga telah mengalami dampak negatif dari keterlibatan dalam BRI, dengan proyek-proyek yang tidak memberikan hasil seperti yang dijanjikan dan menimbulkan beban utang yang berat. Myanmar telah mengurangi keterlibatannya dalam BRI setelah melihat kasus Sri Lanka. Kesimpulannya, banyak negara mulai menyadari risiko dan konsekuensi dari terlalu tergantung pada China melalui inisiatif BRI, sehingga mereka memilih untuk mundur atau mengurangi partisipasinya demi kepentingan nasional dan keberlanjutan ekonomi.