Kamilov Sagala, seorang Pengamat Telekomunikasi, mengkritisi sikap Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) yang dianggap kurang tegas terkait layanan Over The Top (OTT) yang sedang banyak diperbincangkan masyarakat. Dia menyoroti bahwa operator lokal diuntungkan oleh layanan panggilan suara dan video berbasis internet atau voice over IP (VoIP). Kamilov menyatakan bahwa ada inkonsistensi dan ketakutan yang terlihat dalam respons Kemkomdigi terhadap OTT asing. Menurutnya, sikap Menkomdigi, Meutya Hafid tidak selaras dengan determinasi Presiden Prabowo Subianto terhadap kedaulatan bangsa dan negara. Kamilov mempertanyakan mengapa layanan WhatsApp Call dan sejenisnya, yang sangat dikritik oleh masyarakat dan merugikan industri telekomunikasi lokal, tidak dikenai pembatasan yang tegas. Dia juga mengekspresikan kekhawatiran bahwa tanpa regulasi yang ketat terhadap layanan OTT asing, masyarakat bisa menjadi korban kejahatan di masa depan. Selain itu, Meutya Hafid telah menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana membatasi layanan panggilan suara dan video berbasis internet atau VoIP, termasuk layanan WhatsApp Call. Meskipun telah menerima beberapa usulan, termasuk dari Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia, Meutya menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kebijakan resmi dalam hal tersebut. Namun, Kamilov menilai bahwa keadaan seharusnya diatur secara ketat untuk mencegah penyalahgunaan layanan OTT yang bisa berpotensi menjadi sarana kejahatan.
Kemkomdigi Kecamplungan soal Blokir WhatsApp Call dan VoIP

Read Also
Recommendation for You
Surat yang beredar dari Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW PAN) Jawa Barat mengenai…
Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo telah menyiapkan sanksi terberat bagi…
Seorang calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kota Ambon, Maluku, membuat heboh media sosial setelah…