Operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer, merupakan upaya dalam mengungkap dugaan pemerasan terkait sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan Kemenaker. Dalam kegiatan penindakan tersebut, Noel bersama dengan 9 orang lainnya ditangkap dengan sejumlah barang bukti yang meliputi uang dan kendaraan mewah. Noel sendiri merupakan salah satu pejabat eksekutif di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran dan merupakan aktifis dalam kasus tenaga kerja Sritex dan penahanan ijazah pekerja sejak dilantik pada Oktober 2024 lalu.
Mantan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, menjelaskan bahwa OTT terhadap Immanuel Ebenezer merupakan hasil dari penyelidikan mendalam yang dilakukan oleh KPK. Menurutnya, OTT merupakan langkah terakhir dalam menangani kasus korupsi, dimulai dari laporan dugaan pidana korupsi hingga penangkapan. Saut juga menyatakan bahwa OTT dilakukan setelah ada peristiwa pidana yang terjadi, dan kesalahan yang dilakukan Noel diduga terjadi dalam waktu enam bulan setelah dilantik sebagai Wamenaker.
Dalam menjalankan kegiatan OTT, KPK selalu mengkaji dengan seksama dan memastikan adanya bukti yang cukup sebelum melakukan penindakan. Penyidik memahami pentingnya memiliki konstruksi yang jelas dalam suatu kasus, terutama ketika melibatkan pejabat negara seperti Noel. Selain itu, proses OTT juga dipahami sebagai proses yang matang dan detail yang harus dijalani dengan cermat.
