Formula E merupakan salah satu kejuaraan yang menjadi agen perubahan penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Berbeda dengan balapan konvensional, Formula E menggelar balapan di berbagai kota besar di dunia, termasuk Jakarta. Kota metropolitan ini dipilih karena memiliki populasi besar dan tingkat mobilitas tinggi dengan penggunaan kendaraan bermotor konvensional yang tinggi.
Dalam sebuah wawancara dengan FIA Head of Formula E Championship, Pablo Martino, dia menjelaskan mengapa Jakarta E-Prix begitu penting, termasuk dalam mengubah paradigma mobilitas kota menuju kendaraan ramah lingkungan. Martino juga menjelaskan persiapan FIA sebelum setiap balapan Formula E, yang melibatkan banyak aspek seperti regulasi teknis, keselamatan, dan evolusi kejuaraan.
Untuk mengatasi tantangan balapan di pusat kota, seperti yang dihadapi di Zurich, Paris, dan Jakarta, Formula E terus berupaya mencari lokasi balapan yang optimal. Dalam perkembangan masa depan mobil listrik, Martino menekankan pentingnya peran pemerintah dan masyarakat dalam mendukung transisi menuju kendaraan ramah lingkungan, termasuk infrastruktur pengisian daya yang memadai.
Meskipun beberapa pabrikan seperti McLaren dan Mercedes telah hengkang dari Formula E, FIA tetap berupaya menarik produsen mobil baru untuk berpartisipasi di kejuaraan ini. Dengan rencana untuk menggelar 18 balapan musim depan, Formula E terus berusaha memperluas jangkauan dan pertumbuhan kejuaraan demi mendukung misi keberlanjutan lingkungan.